Selasa, 29 Januari 2013

SGPC Bu Wiryo 1959

Salah satu temennya Nyonya Meneer karena memang sudah berdiri sejak 1959. Gak capek apa ya berdiri dari tahun segitu, saya aja terakhir berdiri lama pas upacara bendera aja "kemeng" dan rasanya pengen pura-pura pusing biar bisa tiduran di UKS sekolah kok. Hehehe :D

SGPC ini singkatan dari sego pecel, ya nasi pecel yang sudah begitu melegenda di Jogja terutama di kawasan UGM. Warungnya cukup besar dan luas untuk ukuran "warung pecel" yang saya suka disini adalah suasana klasik dan tentunya ada live music yang menemani kita makan disana. Untuk nasi pecelnya seperti nasi pecel yang lainnya isinya nasi dengan campuran sayur berupa kacang panjang, bayam, kecambah dan sayur-sayuran lain yang disiram dengan bumbu kacang. Nah menurut saya yang membedakan pecel yang satu dengan lainnya ya bumbu kacangnya ini, disini bumbu kacangnya tipe yang tidak terlalu halus teksturnya namun memang rasanya justru enak dan pas antara manis dan gurihnya kacang. Untuk lauknya kita bisa nambah dan ambil sendiri, yang saya suka adalah tahu bulatnya, juara banget dimakan sama nasi pecelnya.

Selain nasi pecelnya, yang gak kalah enak disini adalah menu sop sapinya. Penyajiannya unik, kalau biasanya sop disajikan dengan mangkuk disini disajikan menggunakan piring. Isinya menurut saya hampir mirip dengan soto, hanya saja kuahnya memang khas kuah kaldu untuk sop. Beberapa potong irisan daging sapi, potongan wortel, kentang dan bihun. Ya bihun ini yang saya bilang kenapa sop disini mirip soto.

Lokasi dari SGPC Bu Wiryo ini berada di Jalan Agro CT VIII, Sleman (sebelah utara/Lor Selokan Mataram). Jika kita sering sliweran di daerah UGM dan UNY sekitaran Selokan Mataram pasti tidak asing dengan warung ini. Slogan yang diusung warung ini yang saya lihat di papan depan warung adalah "Melayani di UGM sejak 1959" duh selain lama berdiri ternyata warung ini juga melayani sak-kemenge ya :))

Eh tapi untuk soal harga memang cukup mahal buat ukuran sego pecel, apalagi mereka berjualan di kawasan kampus UGM yang harusnya harganya juga "mahasiswa". Jika datang pas jam makan siang warung ini terlihat penuh. Yang saya lihat bukan penuh karena mahasiswa, kebanyakan orang-orang kantoran dan pegawai-pegawai gitu.

Sop Sapi ini walaupun kuahnya bening bukan berarti rasanya hambar lho, enak juga kalo dimakan pas siang-siang. Dagingnya juga empuk, sayang porsinya porsi jomblo (single)

Ini dia nasi pecelnya, seperti saya bilang diatas bumbu kacangnya emang beda gak terlalu halus dan rasanya pun memang pas.

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar :)