Kamis, 31 Januari 2013

Sate Pak Prapto

Sate Pak Prapto atau lebih populer dengan nama Sate Karang yang memang lokasinya berada di salah satu sisi lapangan Karang, Kotagede. Untuk saya yang tinggal di jl. Kaliurang butuh perjuangan khusus untuk mendapatkan sate yang cukup legendaris di kota Jogja ini karena harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Jangan dibayangkan tempatnya seperti warung sate Samirono atau Tambaksegaran, warung ini memang hanya warung tenda yang buka mulai petang. Belum menempati bangunan permanen, hanya berupa sebuah tenda yang cukup besar dan gerobak dorong khas penjual sate. Sangat sederhana namun biasanya selepas magrib warung sudah ramai dikunjungi oleh para pelanggannya. Suasana sederhana sangat kental ketika kita memasuki warung, anda tidak akan menemukan meja dan kursi disana hanya ada beberapa baris tikar untuk lesehan. Warung Sate Pak Prapto buka mulai sore hari jam 17.00-22.00.

Sate Karang ini awalnya didirikan oleh alm. Mbah Karyo pada tahun 1948, selaku generasi pertama kala itu Mbah Karyo berjualan sate dengan berkeliling menggunakan pikulan kayu. Setiap hari beliau berkeliling Kotagede untuk menjajakan satenya, jadi masih belum disebut sate Karang. Sekitar tahun 1955 beliau memutuskan untuk tidak lagi menjajakan sate dengan berkeliling dan mulai berjualan di pinggiran Lapangan Karang. Sejak saat itu nama Sate Karang muncul. Tahun 1980 usaha berjualan sate ini diteruskan oleh anaknya yaitu Pak Prapto. Namun semenjak Pak Prapto meninggal sampai sekarang warung sate ini dikelola oleh anaknya. Sebuah sejarah sate yang legendaris di Kotagede ini ternyata sudah menjadi bisnis turun temurun selama tiga generasi.

Yang membuat Sate Karang ini laris manis salah satunya adalah jenis satenya yang memang terbuat dari daging sapi yang dipilih bagian daging yang sudah dihilangkan ototnya sehingga ketika dipanggang menghasilkan tekstur daging yang lembut, empuk dan tidak alot. Selain itu pendamping sate sapi ini bukanlah nasi putih seperti pada umumnya, tetapi disajikan dengan lontong yang sudah dipotong kecil-kecil dan sayur lodeh. Jujur ini pertama kalinya saya makan sate dengan pendamping sayur lodeh, unik dan sedap memang. Keunikan lainnya adalah kita bisa memilih bumbu dari sate yang memang bercita rasa manis ini. Ada 3 pilihan sambal yang bisa dipilih: sambal kacang yang bercitarasa manis dan gurih, sambal kecap yang manis dan pedas dengan potongan cabe dan sambal kocor yang rasanya manis asam dan pedas. Yang terakhir mungkin baru kita dengar, sate kok pake sambel kocor? Ya sambel kocor ini adalah perpaduan dari racikan gula merah, garam, bawang merah, daun jeruk dan ketumbar ditambah dengan air sehingga mirip dengan kuah.

Sembari menunggu antrian kita bisa memesan minuman wedang poci ataupun wedang ronde. Wedang ronde adalah minuman khas Jogja, yang terdiri dari kolang-kaling, kacang sangrai, 2 atau 3 bola ronde kecil berwarna putih yang manis dan seduhan air dari ekstrak jahe parutan. Satu porsi sate berisi 10 tusuk harganya 20.000.

Satu porsi sate sapi dengan bumbu kacang dan sedikit tambahan kecap. Dagingnya benar-benar empuk dan tidak alot dibalut rasa gurih, dan manis bumbu kacang.. Bagi yang suka pedas coba tambahkan potongan cabe yang disediakan disana. Yumm...
Lontong kuah sayur lodeh, ada irisan tempe yang dipotong bentuk kotak-kotak kecil rasanya gurih berpadu sempurna dengan rasa satenya yang manis.
Semangkuk kecil wedang ronde ini sangat nikmat jika dinikmati sambil menunggu pesanan sate kita datang.

1 comments:

Jasa SEO mengatakan...

neng, kalo make nasi bisa ga ya? apa cuma lontong semua? pengin nyoba ni :) thanks for sharing

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar :)