Minggu, 26 Februari 2012

Bubba Gump Shrimp Co.

Pernah nonton film Forest Gump? 
Film yang endingnya si Tom Hanks jadi pemilik shrimp restaurant paling terkenal. Sebelumnya sahabat si Tom Hanks ini yang mempunyai cita-cita membuat restaurant, namun si sahabatnya ini meninggal dipelukannya dan selanjutnya si Forest Gump lah yang melanjutkan cita-cita sahabatnya.

Nah di Bali tepatnya masih di Jl. Kartika Plaza ada sebuah resto buat pecinta udang terutama, namanya Bubba Gump Shrimp Co. Konsep restonya sangat unik, mulai dari interior, eksterior, menu bahkan cara penyajiannya mempunyai keunikan tersendiri. Resto Bubba Gump Shrimp Co ini pertama kali buka di California sekitar tahun 1996. Sampai sekarang restaurant ini sudah tersebar luas di beberapa negara seperti Jepang, HongKong, Malaysia dan termasuk Indonesia. Di Indonesia setahu saya mereka hanya membuka cabang di Bali ini, makanya ketika berkunjung ke Bali kemarin saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencoba Bubba Gump ini. Sempat kemarin waktu di KL saya juga melihat ada resto Bubba Gump, konsep design interiornya pun hampir sama mirip dengan dermaga dimana nelayan atau pencari ikan datang melepas lelah setalh bekerja seharian, sangat kental dengan gaya dari Amerika Selatan.  

Sesuai dengan nama resto, makanan yang disajikan disini pun kebanyakan berbahan dasar udang walaupun beberapa menu juga ada yang tidak berbahan dasar udang. Namun saya yakin orang datang kesini pasti akan memesan menu udangnya, termasuk saya. Kebanyakan pengunjung mereka merupakan turis asing, waktu datang kesana sepertinya hanya saya saja yang turis lokal. Malam itu tidak terlalu ramai pengunjung, hanya beberapa meja saja yang terisi jadi saya masih bebas memilih tempat duduk. Keunikan demi keunikan dari resto ini saya temukan, pertama keunikan terletak pada design baik interior maupun eksteriornya. Keunikan kedua saya temukan ketika duduk di salah satu sudut resto ini diatas meja sudah tersedia beberapa perlengkapan diantaranya adalah sebuah ember kecil berisikan botol saus dan tissue, kemudian ada papan bertuliskan "RUN FOREST RUN" yang jika dibalik ada papan lagi bertuliskan "STOP FOREST STOP" yang ditempelkan bersama sebotol kecil lada dan garam.

Tidak lama kemudian seorang pelayan mendatangi kami sambil menyapa dengan ramah, "Selamat malam, sudah pernah makan disini sebelumya?" kemudian mereka memberikan buku menu. Sang pelayan juga tidak sungkan menjelaskan menu-menu yang spesial dan banyak dipesan disini, mereka juga menjelaskan dengan detail bahan dan cara memasaknya. Oh ya tidak mereka juga memberi tahu kita kalau ada beberapa menu minuman yang mengandung alkohol. Setelah menjelaskan tentang menu, keunikan selanjutnya saya temukan. Yap, cara untuk memesan dan memanggil waiter disini sangat unik setalh kita siap akan memesan kita tinggal memanfaatkan papan bertuliskan "RUN FOREST RUN" lalu pelayan akan mendatangi kita, jika sudah selesai kita diharuskan untuk membalikkan papan ke posisi "STOP FOREST STOP". 

Sambil membolak balik buku menu saya kebingungan memilih mau pesan apa karena hampir semua menu disini kelihatannya enak semua. Tapi ada beberapa menu rekomendasi dari restoran ini, diantaranya Cajun Shrimp, Shrimper's Net Catch atau Shrimper's Heaven. Jika tidak ingin sajian berbahan dasar udang, ada menu Captain's Fish and Chips, Sirloin Steak, aneka Sandwich dan burger juga ada disini. Akhirnya saya memesan Cajun Shrimp, Lemon Chesse dan satu lagi saya lupa namanya *kebiasaan*

Cajun shrimp akhirnya datang dengan waktu yang singkat, disajikan diatas hot pan. Isinya berupa udang yang sudah dikupas dimasak dengan butter sauce, diataburi daun peterseli diatasnya dan ada juga dua iris French bread yang sudah dioles tipis dengan butter dan cincangan bawang putih. Aroma harum butternya membuat saya tak sabar ingin segera mencicipi menu ini. Tekstur udangnya terasa kenyal dan terasa juga kalau udangnya masih segar jadi rasa gurih dan manisnya terasa sangat enak.

Untuk dessertnya saya memilih yang mini size, saya pilih sesuai rekomendasi dari resto ini. Lemon pie nya disajikan sangat cantik dengan garnish whipped cream, rasanya pun begitu lembut dan menyatu didalam mulut. Dessert yang satu lagi saya lupa namanya juga tak kalah enak, rasanya kepengen nambah tapi apa daya perut sudah penuh.

Untuk harga makanan disini berkisar antara 35-250rb Meskipun sedikit agak mahal, namun beberapa sajian dihidangkan dengan porsi yang cukup besar sehingga cocok untuk dimakan beramai-ramai. Oh ya sebelum pulang bisa juga lho mampir beli merchandise mereka punya tokonya juga disalah satu bagian resto. Selain itu keunikan yang lain, didepan resto ini ada tempat untuk berfoto yang menurut saya harus foto disini kalau berkunjung, ada sepatu raksasanya juga soalnya.

Oh iya ada yang kelupaan, kalau anda suka minuman beralkohol ada salah satu menu mereka kalau gak salah namanya Margarita. Jika memesan menu tersebut penyajiannya nanti pelayan akan datang beramai-ramai sambil membawa alat musik dan menyanyi sambil menari ala tari kecak gitu. Lucu dan unik deh pokoknya. Pas datang kemarin mereka ngadain kuis, pertanyaannya seputar Bubba Gump juga, saya beruntung bisa menjawab dan mendapatkan souvenir sebagai hadiahnya. Seafood lover must come to this place!



 Ember yang berisi botol saus dan tisuue. Unik kan?




Cajun Shrimp, enaaaak sekali rasanya.
Orange squash datang dengan porsi yang besar, bisa untuk berdua deh :D




Lemon pie

Nah inget ini namanya Chocolate Chip Cookies Sundae!




Ditendang Pedasnya Nasi Pedas Bu Andika

Awal mula mengetahui di Bali ada kuliner pedas bernama Nasi Pedas Bu Andika sekitar 2 tahun yang lalu, alhasil saya yang sangat suka dengan pedas langsung memasukan tempat kuliner ini kedalam wishlist saya. Sekitar awal tahun 2011 saya berlibur ke Bali bersama teman-teman saya, ketika itu saya benar-benar lupa pernah berniat makan di Bu Andika kalau ke Bali. Untungnya driver yang mengantarkan saya jalan-jalan selama di Bali, Bli Made tanpa sengaja mengajak kami sarapan di Nasi Pedas Bu Andika. Thanks Bli Made yang sangat baik kepada kami, benar-benar best driver si Bli yang satu ini.

Tahun 2011 kunjungan pertama saya ke warung ini lokasi mereka masih di Jl. Raya Kuta (oppositenya Supernova) didepan toko elektronik gitu, ke Bali lagi sekitar pertengahan tahun 2011 mereka masih menempati lokasi yang sama. Tetapi kemarin Januari 2012 saya ke Bali lagi lokasi mereka sudah pindah, tidak lagi didepan toko elektronik tetapi menempati sebuah ruko persis didepan Joger yang seingat saya dulunya ruko itu adalah kios oleh-oleh. Makin sukses aja si nasi pedas ini, pikir saya. Selain itu mereka sekarang buka 24jam 7hari seminggu, gak mau kalah sama Krisna, ATM dan McD. 

Konsepnya sih kalo di jawa mirip-mirip warteg dan nasi padang. Lauk yang banyak macamnya ditata rapi diatas meja etalase, semakin banyak lauk yang kita pilih semakin mahal harganya. Mereka keliatan banget gak mau ribet, gak pake piring tapi pake alas yang terbat dari anyaman rotan dan dikasih alas kertas yang biasa digunakan untuk membungkus makanan. Sewaktu kita datang pelayan akan mengambilkan nasi yang menurut saya porsinya sedikit dan tidak mengenyangkan. Setelah itu saya memilih lauk yang terdiri dari mie goreng, kering tempe dan teri dan sedikit suwiran ayam, lalu tak ketinggalan sambalnya yang konon super pedas itu. Saya minta agak banyak sambalnya (padahal kata orang pedesnya udah kayak setan). Dalam penyajian minuman pun sepertinya mereka gak mau repot, minuman disini cuma ada teh botol dan segala minuman botol. Padahal kan kalo menurut saya teh botol itu kalo digelasin dan dibandingin sama es teh bedanya lumayan banyak, haganya juga lebih mahal teh botol dan yang paling penting maestro mereka kan si sambel yang pedesnya luarbiasa. Semacam strategi mungkin ya, soalnya saya lihat juga banyak orang memesan minumnya 2 botol. Tips dari saya sih kalau mau hemat belilah air mineral botol, lebih banyak isinya.

Dulunya sewaktu mereka masih menempati teras toko elektronik tempat duduk yang disediakan hanya sekitar 2-3 meja panjang padahal pengunjungnya cukup banyak, jadi memang harus siap-siap antri kalau mau makan disini. Tapi sekarang setelah mereka menempati ruko baru, tempatnya benar-benar luas dan lebih nyaman tentunya, gak perlu antri lagi. Setiap selesai memilih lauk sebelum kita membawa makanan ke meja pelayan akan memberikan kartu sebesar kartu nama yang isinya harga yang nantinya harus kita bayar. Untuk pesanan saya tadi dihargai 15rb, agak mahal menurut saya. 

Selanjutnya saya mencari meja kemudian menikmati menu pesanan saya dimeja dengan sebotol air putih yang sudah saya pesan (setelah sebelumnya habis 3 teh botol, akhirnya gak pernah pesen teh botol lagi). Rasa nasi dan lauknya gak terlalu istimewa, cuman saya memang suka sama kering terinya dan ya tentunya sambalnya itu. Sambel Bu Andika ini memang pedesnya juara, begitu masuk mulut kita langsung terbakar. Tapi justru disitu enaknya pedes buat saya, gak bisa berhenti kalau berhenti malah justru tambah pedes pokoknya lanjut sampai habis.

Buat saya yang suka pedes mungkin nasi pedas ini menjadi alternatif tempat makan apalagi di sekitar kuta saya kadang bingung kalau mau makan makanan jawa atau ramesan dimana ya pergilah ketempat ini. Tapi ya itu tadi, harganya memang agak mahal menurut saya.

Nasi dengan lauk mie, ayam suwir dan kering teri. Keliatan sedikit ya? Tapi memang disini sedikit porsinya.

Nah ini dia sambelnya yang emang pedesnya bikin ketagihan, tapi hati-hati ya bagi yang nggak kebiasa makan pedes bisa bikin diare :D

Suasana didalam warung, kalau saya lihat beberapa kali kunjungan sih pelanggan mereka kebanyakan wisatawan domestik terutama dari Jakarta.


Sabtu, 25 Februari 2012

Menyantap Bebek Bengil di Ubud

Sejauh ini menu bebek favorit saya masih seputaran bebek goreng H. Slamet saja. Entah kenapa di Jogja terutama, saya belum menemukan olahan daging bebek yang pas di lidah selain yang sudah saya sebutkan. Bagi saya bebek yang enak tentunya bebek yang diolah dan disajikan dengan daging yang empuk, bumbu serta sambal yang cocok untuk menghasilkan menu bebek yang sempurna. Karena memang dasaranya daging bebek ini dagingnya alot sehingga yang dicari olahan daging bebek dengan daging yang empuk.

Hari itu saya memang berencana mengunjungi Ubud yang jaraknya lumayan jauh dari Kuta (tempat saya menginap selama di Bali). Bosan dengan hiruk pikuk Kuta kali ini saya ingin menikmati indahnya pemandangan pedesaan di Ubud. Siapa yang tidak tahu Ubud, bagi penggemar seni pasti tahu kalau disini ada museum Antonio Blanco, maestro pelukis asal Spanyol yang kemudian menikah dengan perempuan asal Bali. Tahun 2010 lalu Ubud mendapatkan penghargaan sebagai kota terbaik se-Asia mengalahkan kota besar seperti Bangkok, Kuala Lumpur, Singapore dll. Daerah Ubud ini terutama penduduknya sehari-hari masih mempertahankan tradisi nenek moyang mereka walaupun jaman telah berubah, itulah yang membuat Ubud selalu menarik dan terbukti dengan memenangkan ajang pemilihan kota terbaik se-Asia. 

Nah selain dari keseniannya Ubud juga punya banyak sekali tempat untuk memanjakan lidah kita. Kuliner di Ubud merupakan satu hal yang menarik saya untuk selalu kembali lagi kesini, banyak tempat makan yang masih belum saya coba. Next time ke Bali saya sepertinya mau ke Ubud aja, doakan saja ya. Banyak yang bilang kalau mau makan ke Ubud ya ke Bebek Bengil, identik sih engga cuma memang Bebek Bengil pertama kali buka di Ubud. Resto Bebek Bengil sudah ada sejak tahun 90an ini terletak di Jalan Hanoman Padang Tegal Ubud, kalau dalam bahasa Bali Bebek Bengil berarti bebek dekil atau kotor yang penuh lumpur,bukan berarti bebek yang mereka sajikan kotor. Ini karena nama Bebek Bengil mempunyai cerita dan sejarah tersendiri. 

Konon katanya ketika resto tersebut sedang dalam proses pembangunan sang pemilik masih belum juga mendapatkan nama yang tepat untuk resto yang sedang mereka bangun. Pada suatu hari ketika mereka hampir menyelesaikan seluruh bangunan mereka tiba-tiba saja beberapa bebek yang sebelumnya bermain di sawah (resto ini memang dikelilingi oleh sawah) berlari memasuki resto, mengotori lantai dan meja yang baru saja disiapkan. Kaki bebek yang sebelumnya bermain di sawah meninggalkan bekas jejak kaki di lanai dan meja resto ini. Akhirnya sang pemilik memberi nama warung ini Bebek Bengil (Bebek Kotor).

Pelanggan dari resto ini banyak dari kalangan wisatawan baik domestik sampai mancanegara, itulah kenapa mungkin olahan bebek mereka tidak biasa. Mereka menyajikan menu olahan bebek dalam berbagai sajian, menyesuaikan pelanggan mereka yang berasal dari mancanegara. Menu disini sangat lengkap mulai dari appetizer, soup, menu khas Indonesia, maincourse sampai dessert. Tempatnya juga luas, bangunannya terbagi atas beberapa bagian walaupun dari depan terlihat sempit ternyata ke belakangnya masih banyak bagunan-bangunan yang sekelilingnya adalah sawah. Nah uniknya ditengah sawah ini masih terdapat beberapa bebek yang asyik bermain. Kwek kwek kwek.

Saya tidak memesan menu yang lengkap, hanya maincourse saja yaitu satu porsi bebek bengil dan bebek pelalah. Pesanan datang agak lama tetapi saya memaklumi karena saat saya kesana pas jam makan siang dan resto sangat ramai. Bebek bengil saya datang dengan piring yang sangat besar, bebeknya pun juga besar hampir kira-kira setengah potong bebek. Pantas saja harganya mahal, untuk satu porsi bebek bengil dengan nasi harganya hampir 100rb. Dari aroma bebeknya sudah terasa kalo bebek ini enak banget, langsung saja saya mencomot tanpa menunggu lama. Dan benar dugaan saya, bebek ini digoreng sampai crisp banget sehingga memang rasa gurihnya sangat terasa, dagingnya juga empuk (walaupun masih kalah empuk sama bebek H. Slamet) tapi bebek yang satu ini sekarang menggeser kedudukan bebek H. Slamet yang sudah lama menjadi favorit saya. Satu porsinya disajikan dengan sayur (semcam urap) dan tentunya sambal matah favorit saya. Makan bebek bengil yang masih panas dicocolin ke sambal matahnya benar-benar nikmat tiada tara.

Untuk menu bebek pelalahnya ini bahan utamanya sama dari daging bebek yang besarnya juga sama. Yang membedakan bebek ini dimasak dengan saus tomat khas bali yang resepnya didapat dari Ibu Agung Raka Sueni. Yang ini rsanya juga berbeda, sedikit segar karena ada sausnya dan bebeknya tidak crisp. Untuk harga kurang lebih sama dengan bebek bengil.


Bebek Pelalah, saus khasnya ini memberikan citarasa yang unik untuk bebek.

Ini dia bebek bengilnya, disajikan dalam piring raksasa sudah ada potongan orange sama semangka, hemat gausah beli dessert :D

 Sambal matahnya juga enak, cabenya banyak jadi pedesnya berasa. Makan bebek sambil di cocolin ke sambel matah itu surga.

Bagi yang nggak suka sambal matah disediakan sambal yang ini, entah gimana rasanya soalnya sambal yang ini ga saya sentuh. Terpesona sama kelezatan sambal matahnya.

  
 Ada sayur urapnya juga yang disajikan bersama bebek bengil.

 



Ayam Betutu Khas Gilimanuk

Setelah dari kemaren makan di Flapjaks dan ngemil SourSally hari kedua di Bali saya ingin menikmati kuliner asli daerah sini. Ya, kali ini saya mau makan Ayam Betutu Khas Gilimanuk tapi walaupun asalnya dari Gilimanuk saya tidak harus jauh-jauh ke ujung timur pulau Bali untuk menikmati sajian ini. Sebenernya malam hari sebelumnya saya sudah datang kesini tapi eh tapi udah habis aja padahal saya datang masih sekitar pukul 7 malam. Akhirnya saya kembali esok harinya, sengaja dateng pas jam makan siang biar ga kehabisan menu-menu disana. Oh ya, Ayam Betutu Khas Gilimanuk yang saya datangi ini berada di Jl. Raya Tuban pokoknya arah yang mau ke Airport itu. Tapi masih banyak juga cabang-cabang lainnya baik di Bali ataupun di kota Lain.

Lokasinya yang dipinggir jalan besar dan strategis membuat warung ini selalu ramai dikunjungi khususnya oleh para wisatawan domestik, tapi beberapa juga lihat ada wisatawan mancanegara makan disini. Langsung saja saya memesan menu andalan mereka yaitu ayam betutu, saya memiilih yang memakai kuah soalnya kalo tidak salah saya ditawari mau yang kuah atau biasa (goreng). Entahlah saya gak tahu bedanya apa, tapi enak aja kayaknya siang panas-panas gini makan berkuah. Selain memesan 2 porsi ayam betutu 1/2 potong saya juga memesan lawar kuwir dan 2 gelas es teh. Tak lama kemudian pesanan saya datang, harum dari ayam betutu ini bener-bener menggoda. Menurut saya rasa ayam betutu dengan kuah ini enak dan bumbunya benar-benar tercampur dengan pas, kalau banyak orang bilang menu ini pedas menurut saya tidak begitu pedas. Nasi dan ayam betutu disajikan dengan plecing kangkung (nah yang ini baru pedas) dan sambal matah yang sedaaaaap. Ayam betutu ini dimasak dengan cara diungkep dan disajikan dengan kuah khas yang langsung di campur di ayam tersebut. Perpaduan rasa daging ayam betutunya enak, lembut dan lezat kuahnya pun meresap sampai ke dalam daging ayamnya. Rasa kuahnya pun mantap penuh dengan bumbu dan rempah, sedap agak pedas, dan enak pastinya.

Ayam betutu ini menggunakan bumbu khas Bali yang biasa disebut bumbu genep seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunir, kencur, kemiri, cabe merah, cabe rawit, terasi, dan garam. Dalam proses memasak sebaiknya menggunakan   minyak kelapa asli untuk campuran bumbunya agar rasanya lebih sedap.  Bumbu juga sebaiknya ditumbuk bukan diblender agar lebih menarik selera tidak seperti bahan jamu. Dengan ditumbuk juga masih menghasilkan beberapa bulir bentuk dari bumbu genep tersebut. Bagi yang tidak suka pedas bisa memilih ayam betutu yang digoreng.

Setelah puas dengan ayam betutu saya menyantap menu lawar kuwir. Lawar merupakan masakan tradisional Bali yang memiliki beraneka ragam bahan, mulai babi, sapi, ayam, kuwir atau bebek dan lainnya. Menu yang saya pesan ini adalah lawar kuwir, dan di warung ini sepertinya juga tidak ada menu babinya kok (jadi aman untuk yang tidak makan babi) tapi jika ingin menikmati lawar dengan campuran babi mungkin banyak dijual di Bali, cuma saya kurang tahu soal yang satu ini. Lawar kuwir ini isinya nangka muda yang sudah direbus lalu dicincang, kemudian dicampur dengan daging bebek yang sudah direbus, parutan kelapa diisi bumbu lawar berupa bumbu lengkap lalu diaduk dijadikan satu, agak mirip dengan megono kalo di Pekalongan. Tapi megono ini gak pake lawarnya cuma pake nangka muda dicincang.

Bagi yang ingin makan Ayam Betutu Khas Gilimanuk ini sekarang gausah jauh-jauh ke Bali sana, karena mereka juga punya cabang di Jogja. Tepatnya di sekitaran jalan Damai, tapi saya belum pernah berkunjung ke cabang yang di Jogja ini. 


Ayamnya sampai tenggelam sama kuah dan bumbunya yang masih sangat terasa teksturnya. Sangat segar jika dimakan siang hari.

Plecing kangkung ini sambelnya baru pedes, tapi enaaak buat pelengkap makan ayam betutu.

Sambal matah dan kcang tanah goreng, bagi yang gak suka bawang mungkin bakal ga suka sama sambel matah ini karena bawangnya banyak dan mentah lagi :D



SourSally US Premium FroYo dari Indonesia


Eh jangan dikira saya mau update tentang OS gejet-gejet canggih ya, froyo yang saya maksud adalah frozen yoghurt salah satu dessert yang memang banyak disukai orang termasuk saya. SourSally ini cuma salah satu dari banyak brand-brand yang menjual froyo, cuma entah kenapa menurut saya SourSally ini yang paling enak ketimbang yang lainnya. Apalagi dia punya ikon yang lucu, si Sally makin demen lah saya yang suka sesuatu yang unyu-unyu.

Salah satu gerai SourSally di Bali ada di Discovery Shopping Mall di Jl. Kartika Plaza. Tapi setahu saya sih cabangnya banyak di kota-kota besar, cuma memang masih menunggu juga kapan buka di Jogja. Mereka menyajikan tidak hanya satu rasa yoghurt, ada beberapa macam rasa yang dijual dan biasanya ganti-ganti setiap hari. Rasa yang sudah saya coba ada plain yoghurt, strawberry dan greentea. Favorit saya adalah mixed antara greentea dan strawberry, gak begitu suka yang plain karena rata-rata froyo di Jogja rasanya cuma plain aja. Untuk pilihan toppingnya juga lumayan banyak, ada sekitar 20an topping yang segar, ringan, lezat, dan sehat, mulai dari aneka buah sampai cereal. Sally juga menjual menu lain berupa smoothies dan ada juga waffle. Kita bebas memilih topping yang ada sesuai selera, eh froyo yang segar ini ga cuma enak kalau dimakan bareng topping buah-buahan lho  saya pernah mencoba topping sereal juga enak ternyata. Nyam!

Oh iya, FYI aja ternyata SourSally ini yang punya dan asalnya memang asli dari Indonesia lho walaupun beberapa bahan-bahan mereka juga masih ada yang impor tetapi memang beberapa bahan seperti buah-buahan mereka menggunakan bahan lokal.

Nah ini dia twist froyo dengan rasa plain dan strawberry. Rasanya tidak terlalu asam untuk yang plain, begitu juga untuk yang strawberry manis dan asamnya pas dan langsung meleleh di dalam mulut. Sesekali makan dicampur dengan topping buah kiwi yang juga segar bikin mata langsung melek. Porsi yang saya beli ini yang single, untuk harganya saya lupa sekitar 20-25rb kalo tidak salah.

Yang ini single cup froyo rasa greentea sengaja tidak saya mixed sama yang lain karena memang lagi pengen greentea aja. This will be my favourite froyo, rasa greenteanya pas dipadukan dengan rasa froyo yang asam. *ah jadi nulis blog sambil keyboard banjir iler nih*

Minggu, 19 Februari 2012

Flapjaks, House of Pancakes and Homemade Gelato

Helloooo Baliii...
I went there about a month ago to spend my holiday..
Tiap liburan memang Bali menjadi tujuan pertama saya setelah menghabiskan masa study yang begitu melelahkan. I hope I'll be a doctor soon so I can have a holiday everyday *duitnya nenek moyang*
Sebenernya kesini cuma mau bersantai aja, menikmati suasana pulau dewata yang penuh cinta *cielah* tapi tetep dibalik tujuan santai itu terselip modus untuki, berwisata kuliner. Bali, walaupun pulau ini mempunyai culture yang kuat tapi jangan salah disini merupakan surganya pecinta kuliner. Bukan hanya kuliner setempat yang menarik, kuliner daerah lain pun sudah mulai menjamur di pulau dewata ini. Selama seminggu menghabiskan waktu liburan saya, inilah beberapa oleh-oleh cerita saya yang bisa dibagikan ke kalian semua. Here we go.

Cuaca di Bali pada bulan Januari ini memang sedang dilanda hujan setiap hari, jadi saya gabisa menikmati sunset ataupun sunrise dengan sempurna. Alih-alih cuaca yang sedang tidak bersahabat saya kemudian mencari tempat makan yang menarik sebagai alternatifnya. Saat itu waktu masih pukul 9 pagi WITA, mau makan apa jam segini juga masih ngambang. Akhirnya saya jalan disekitaran jalan Kartika Plaza dan menemukan Flapjaks. Tempatnya memang didesain untuk menarik pengunjung, didominasi warna merah mereka meletakan display miniatur menu-menu makanan mereka yang terlihat sangat enak. Tanpa berpikir panjang saya langsung masuk ke Flapjaks, mereka tidak menyaambut dan mencarikan tempat duduk untuk saya jadi memang langsung masuk saja dan mencari tempat duduk yang masih kosong.

Pengunjung disini didominasi oleh foreigner saat saya berkunjung, tapi mungkin memang pangsa pasar Flapjaks ini adalah bule-bule yang sedang berlibur di Bali. Terlihat jelas dari menu yang disajikan disana yang harganya menurut saya terlalu mahal untuk pengunjung lokal, selain itu memang beberapa menu mereka ada yang menggunakan alkohol untuk campurannya. But don't worry if you don't drink alcohol, tidak semua menu mereka menggunakan alkohol kok dan mereka juga mencantumkan menu apa saja yang menggunakan alkohol sebagai campurannya. Menu yang mereka tawarkan seperti judul saya, ada pancakes, waffle dan gelato. Tapi selain itu ada juga sandwich, salad, pasta dan pokoknya masakan western lah (buanyak soalnyaa) huehehe. Untuk minuman juga bermacam-macam mulai dari coffee, mocktails, cocktails dan masih banyak lagi.

Karena ini kunjungan kedua saya (kunjungan pertama bisa dilihat di postingan saya sebelumnya tentang Flapjaks) maka saya memilih menu yang berbeda dari yang pernah saya pesan sebelumnya. Saya memesan blueberry waffle dan creamy mushroom pancakes. Untuk minumnya saya memesan virgin mojito dan strawberry capernish. Yang pertama kali datang di meja saya adalah virgin mojito, rasanya sangat menakjubkan bagi saya campuran soda, lime, brown sugar, lemon grass dan lime leavesnya tercampur dengan apik sehingga menghasilkan rasa segarnya soda, manis brown sugar dan segar dari campuran semua bahan tadi. Saya merekomendasikan minuman ini bagi yang ingin berkunjung ke Flapjaks. Minuman yang lain yaitu strawberry capernish juga tak kalah enaknya, perpaduan rasa soda water, sugar, strawberry, lime leaves nya benar-benar meyegarkan. Tak lama setelah kedua minuman tadi datang, blueberry waffle datang dengan massive portion. Bakalan kenyang sampe malem batin saya. Wafflenya lembut dan enak banget, apalagi dicampur dengan vanila gelato dan blueberry sauce yg masih ada buliran buah blueberrynya. Pesanan saya yang terkahir adalah creamy mushroom pancakes, saya memesan ini karena bosan dengan pancakes dan waffle dengan topping sweet kali ini saya ingin mencoba savory sauted pancakes dan memang ternyata enak juga.

Untuk semua pesanan saya tadi saya lupa pastinya berapa yang harus saya bayar karena saya lupa billnya kemana huahaha. Tapi sepertinya rata-rata untuk makan dan minum disini butuh uang sekitar 70-100rb/orang harga yang memang cukup mahal tapi menurut saya sesekali berlibur ke Bali kenapa tidak mencoba? Hehehe


This is Blueberry Waffle. Wafflenya lembut dan imo ga terlalu kebanyakan telur jadi rasanya pas banget, apalagi blueberry toppingnya yang masih ada bulir-bulir buah blueberrynya. Me likey this!

Ternyata savoury pancake also has a good taste, saus krim jamurnya ga terlalu asin dan ga terlalu creamy yang bikin eneg di perut. Yang ini kurang menurutku. Kurang banyak porsinya HAHAHA :))




















Flapjaks House of Pancakes and Homemade Gelato
Complex Kuta Sidewalk Kartika Plaza Street, Bali

Sabtu, 18 Februari 2012

Soto Kemasan - Soto dengan Wangi Kemangi



Jogja ini bukan cuma kota gudeg lho ternyata, kota soto juga. Hahaha
Dari sekian banyak soto yang saya cobain di Jogja banyak sekali macem-macem jenis dan rasanya, salah satunya yang unik adalah Soto Kemasan ini. Diberi nama Soto Kemasan karena warung ini memang terletak di daerah Kemasan, Kotagede. Lokasinya tidak terlalu susah kok, anda yang sering menuju terminal giwangan dari arah Solo dan lewat ringroad pasti mudah menemukan warung ini. Warungnya terlihat dari ringroad, dikelilingi hamparan sawah dan bangunannya masih sederhana. Cocok disebut sebagai WTS, warung tengah sawah.

Pertama kali masuk ke warung ini seorang bapak-bapak menawarkan kepada saya "Mau pedes atau tidak mbak?" wah bapaknya ini tau aja kalo saya penggemar pedes langsung aja saya jawab "Pedes banget Pak" kemudian saya duduk di salah satu bangku kayu panjang disana. Sambil menunggu pesanan saya memesan es teh 2 gelas karena memang siang itu Jogja lagi panas banget. Tak lama menunggu soto super pedas pesanan saya pun datang di meja. Khas dari Soto Kemasan ini memang tidak menggunakan daging ayam, sapi ataupun kerbau. Aroma harum dari asap soto yang mengepul ini membuat saya semakin tak sabar menikmatinya, pasti rasanya segar sekali pikir saya waktu itu.

Melihat isi semangkuk soto yang disajikan memang sangat sederhana, saya suka menyebutnya dengan soto kere karena hanya terdiri dari nasi, tauge, baceman tahu dan koro. Namun bagi anda yang berharap lebih dari sekedar isi soto yang disediakan, dimeja sudah tersaji ubo rampe yang banyak macamnya. Tentunya ada sepiring daun kemangi yang hijau dan harum, sate jeroan, sate telur, baceman dan berbagai macam lauk tersedia di meja. Saya memutuskan untuk mengambil satu tangkai daun kemangi, memetik daunnya satu per satu kemudian mencampurkan dengan semangkuk soto milik saya.

Tanpa menunggu lama saya langsung mencoba sotonya, waaahh rasa manis, segar, gurih bercampur pedas tercampur apik dalam soto ini. Apalagi dengan campuran daun kemangi semakin segar dan nikmat saja soto saya. Pedasnya pun gak nanggung-nanggung yang membuat saya menghabiskan 2 gelas es teh. Saya iseng-iseng mencoba keripik tempe diatas meja, ternyata semakin enaaakk. Sampai saat saya menuliskan blog ini pun masih terbayang gurih kuahnya soto kemasan.

Untuk harga pastinya saya lupa, sepertinya semangkuk soto dihargai 6rb dan untuk sate-satenya sepertinya sekitar 1,5-2rb. Oh ya, ternyata Soto Kemasan ini juga pernah diliput di acara Wisata Kuliner karena saya juga melihat beberapa foto ketika liputan diadakan disana. 

Bagi saya, soto ini memang rasanya sangat segar tapi harganya agak pricey karena isinya tanpa daging. Tapi tak apalah karena memang mereka menyediakan rasa yang berbeda dengan soto lainnya. Unik!