Minggu, 08 Januari 2012

Tahu Teloepat

Tak perlu jauh-jauh ke Magelang jika ingin menikmati tahu kupat, di Jogja juga ada yang gak kalah enak lho. Tahu Teloepat ini lokasinya di Jl. Kapt. Haryadi depan perum Pesona Merapi, Jogja. Kalau dari jl. Kaliurang lurus terus saja ke utara sampai ketemu traffic light di km.9  belok ke kiri, sekitar 200-300 meter kanan jalan. Tahu kupat ini makanan yang isinya ketupat, tahu, potongan kubis, kecambah, seledri dan bawang goreng yang disajikan dengan kuah hitam manis dan gurih.

Tempatnya memang cukup nyaman, desainnya terbuka dengan view persawahan di belakangnya. Kita bisa memilih 2 tempat untuk makan, ada tempat duduk dan meja serta lesehan. View persawahan dan udara sejuk khas pegunungan ini cukup membuat saya betah berlama-lama disini. Menu kupat tahu disini dibuat bervariasi seperti ditambahkan telur dan kobis goreng pada menu tahu teloepatnya. Minumannya juga ada beberapa menu minuman tradisional seperti kunir asem dan beras kencur

Sayapun memesan tahu teloepat dengan tambahan telur dan es teh untuk menemani makan siang. Tidak lama kemudian pesanan saya datang, tanpa menunggu lama sayapun langsung melahapnya. Kuahnya pas sekali tidak terlalu kental dan tidak terlalu manis, saya sengaja memesan kuah yang pedas jadi memang kombinasi manis dan pedasnya pas. Tambahan telur mata sapi juga menambah cita rasa tersendiri bagi saya yang memang penggemar telur.

Total pesanan saya: dua porsi tahu teloepat dengan telur, tiga kerupuk, dua es teh dan satu cemilan (lupa namanya) semuanya dihargai 24.000.










Mie Ayam Ibu Tumini

"Suka makan mie ayam? Dimana tempat makan mie ayam yang paling favorit kalian?"

Kalo favorit saya ya tentu Mie Ayam Ibu Tumini dong. Sebenernya banyak sih mie ayam enak di Jogja, salah satunya di Mie Ayam Santika, Mie Thoyonk dan lainnya. Tapi untuk mie ayam bergaya jawa cuma mie ayam Ibu Tumini yang saya favoritkan. Lokasinya berada di Jl. Imogiri Timur, tepat di sebelah pintu masuk dari Terminal Giwangan, gausah takut atau bingung karena warung mie ayam ini ada spanduk besar didepannya bertuliskan Mie Ayam Ibu Tumini dan biasanya memang selalu rame. Banyak sepeda motor yang terparkir di depan warung tersebut.

Saya pun memesan mie ayam dengan ekstra ayam. Menu disini cukup bervariatif, jika anda tidak terlalu lapar bisa pesan dengan setengah porsi atau sebaliknya jika memang sedang sangat kelaparan bisa juga memesan porsi jumbo. Kalau suka dengan ayam atau sayur sawi juga ada menu ekstra ayam dan eksta sayur, sangat fleksibel. Untuk minumannya saya memesan es teh karena panas terik siang hari itu cukup membuat tenggorokan saya kepengen minum yang dingin dan manis. 

Tak lama kemudian pesanan mie ayam dengan ekstra ayam datang tersaji ke meja saya, wow seluruh mangkok saya dipenuhi dengan bumbu ayam khas mie ayam tanpa terlihat mie nya. Hahaha. Selain itu saya memesan juga satu porsi ceker ayam. Mie ayamnya super enak, mie nya bergaya mie ayam ala jawa yang bentuknya tidak keriting dan cenderung bulat agak tebal berbeda dengan tekstur mie ayam jakarta. Walaupun mie nya tidak gepeng tetapi mie ayam Ibu Tumini ini sangat yummy dengan teksturnya yang kenyal dan cukup matang. Yang membuat rasa mie ayam ini enak adalah dari bumbu ayamnya yang nggak nanggung-nanggung banyaknya dengan kuah kental yang manis dan gurih tetapi tidak eneg walaupun makan banyak. Pokoknya TOP lah! Untuk ceker ayamnya juga enaaak bangeeet, ini ceker ayam ter enak yang pernah saya makan, manis dan gurihnya pas. Cocok untuk menemani semangkuk mie ayam pesanan kita.

Jangan lupa untuk menambahkan sambal bagi yang suka pedas. Makan mie ayam ditemani dengan kerupuk dan es teh merupakan sensasi yang tak terlupakan bagi saya. Untuk seporsi mie ayam dengan ekstra ayam dihargai 7.500 dan seporsi ceker ayam seporsinya dihargai 5.500 (isinya 5 ceker). Untuk minumnya es teh dihargai 2.000/gelas.


Awalnya mie ayam disajikan dalam bentuk begini, gak keliatan mie nya.

 Akhirnya jambal dikit demi dikit ayamnya biar ga penuh-penuhin mangkok. Keliatan dikit deh tu mie nya. Hehehe


















Mangut Lele Bu Is Jetis

Olahan ikan lele yang sering kita kenal adalah pecel lele atau lele penyet, yaitu ikan lele yang digoreng kemudian disajikan dengan sambal dan lalapan. Namun selain itu ada lagi olahan dari ikan lele yang lebih lezat tentunya, yaitu dimangut atau olahannya disebut mangut lele. Mangut lele ini diolah dengan kuah santan dan bumbu rempah lainnya yang mengundang rasa yang khas. Banyak warung makan yang menyajikan menu mangut lele sebagai menu andalannya di Jogja. Diantaranya ada mangut lele Mbah Marto yang berada di belakang kampus ISI dan satu lagi yang baru saja saya nikmati yaitu mangut lele Bu Is yang lokasinya di sebelah utara perempatan Jetis, tepatnya di dusun Bulus, Jetis, Bantul. 

Ancer-ancernya kalau dari Jogja ambil jalan menuju jl. Imogiri Barat, jalannya searah dengan WM Sambel Belut Pak Sabar tapi masih terus ke Selatan. Setelah memasuki jl. Imogiri Barat dari traffic light ringroad lurus saja ke arah selatan sampai menemukan traffic light pertama ambil lurus saja. Kira-kira di jl. Imogiri Barat km. 11 kiri jalan ada pasar masih lurus terus sampai ketemu traffic light yang kedua, nah Warung Mangut Lele Bu Is ini lokasinya tepat sebelum traffic light di kiri jalan. Ada papan petunjuk berwarna biru didepannya dengan bangunan berwarna tembok hijau maka anda telah sampai di persembunyian Mangut Lele Bu Is. Konon katanya bangunan yang sekarang ini adalah bangunan baru karena warung ini juga terkena dampak gempa Jogja tahun 2006. Dulunya bangunan warung ini masih seperti rumah desa kebanyakan. Warung ini melayani pelanggannya mulai dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam.

Warung Mangut Lele Bu Is sudah mulai berjualan sejak tahun 1979.  Menu utamanya tentu saja mangut lele dan lele goreng. Jika datang ke warung ini tinggal pesan mau lele goreng atau mangut lele, jangan kaget kalau pas disajikan ke meja pesanan kita akan menjadi banyak. Mangut lele disini disajikan bersama dengan urap dan trancam, oseng-oseng lombok atau yang biasa disebut sambel gongso dan sambal terasi gula jawa. Pokoknya makan disini kita benar-benar dimanjakan layaknya kambing, hoho gimana enggak bermacam daun-daunan disajikan seperti daun pepaya rebus, kenukir rebus, bayam rebus atau jika memang suka yang masih mentah juga disajikan daun kemangi dan potongan daun pepaya. Selain itu juga ada kecambah, ketimun dan juga bumbu parutan kelapa yang diolah dengan cabai dan gula jawa.

Saya menikmati sepiring nasi dengan campuran berbagai macam sayuran tadi, mangut lele dengan kuah santannya dan tak ketinggalan oseng cabe dan sambal terasi supaya tambah sedep. Rasa dari kuah santannya pas tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental memberikan rasa gurih dan ikannya pun masih terasa kenyal, saya  yang tidak suka lele goreng sangat suka dengan olahan mangut lele ini. Daging dari lelenya terasa kenyal dan kuahnya gurih serta sedikit pedas, laziz pokoknya. Sambal terasi dan oseng-oseng lombok ijo semakin menambah nafsu makan saya dengan rasa pedasnya yang begitu menggugah. 

Selain mangut lele disini mereka juga menjual jajanan ndeso seperti baceman gembus, tahu dan koro (mirip dengan tempe bacem). Ada juga olahan bernama telo kluwo yang berasal dari singkong yang dimasak dengan kuah santan dan campuran gula jawa. Satu porsi mangut lele beserta aneka urap / trancam dihargai 10.000, untuk jajanan dan minumannya saya lupa harganya berapa. Hehehe.

Mangut Lele



Oseng-oseng cabai hijau

Sambal terasi dengan gula jawa.

Parutan kelapa dengan gula jawa dan cabai.

Tokol atau kecambah rebus.
Daun pepaya, kenikir dan bayam rebus.
Daun kemangi dan irisan daun pepaya.

Pesan mangut lele 2 porsi setelah disajikan ke meja jadi segini. 

Ini baceman gembus yang tadinya saya kira baceman tahu raksasa. Hahaha.

 Baceman tempe dan tahu.

 Telo Kluwo.





Nasi Teri Pojok Gejayan

Mungkin jika kita mendengar nama nasi teri yang dibayangkan adalah nasi teri yang dijual di angkringan itu atau sering disebut dengan nasi kucing. Tetapi nasi teri yang satu ini berbeda dengan nasi teri yang dijual di angkringan. Sebenarnya warung ini tidak ada nama resminya, namun karena menu yang spesial adalah nasi teri dan rasanya yang memang sangat pedas maka orang-orang pun mempunyai banyak sebutan untuk warung ini. Mulai dari Nasi Teri Pojok Gejayan, Nasi Teri Pak Dul, Nasi Teri Pedas dan berbagai macam sebutan lainnya.

Sebenarnya letak warung ini tidak persis di pojokan jl. Gejayan, tetapi letaknya memang agak di ujung jl. Gejayan yaitu di dekat traffic light pertigaan menuju jl. Urip Sumoharjo jika ke arah Barat dan Jl. Laksda Adi Sucipto jika mengambil ke arah Timur. Tepatnya didepan Apotik (lupa namanya) dan di seberang Toko Textile Prima. Jangan harap anda dapat bisa menyantap menu nasi teri untuk sarapan, makan siang atau bahkan untuk makan malam dibawah jam 22:00. Warung ini baru mulai buka pukul 22:00 malam sampai habis, walaupun bukanya sudah mulai larut malam namun warung ini jarang sekali sepi pengunjung.

Warung Nasi Teri Gejayan ini bukan merupakan warung permanen, hanya ada tenda kecil untuk tempat menyajikan makanan, beberapa kursi dan meja plastik kecil serta tikar untuk anda yang ingin berlesehan. Papan nama atau poster pun tidak ada di warung ini, mungkin hal ini yang menyebabkan banyak sebutan tersendiri bagi para pelanggannya. Menu yang disajikan adalah nasi yang dicampur dengan teri yang sudah dimasak pedas, kering tempe dan kacang, sayur labu siam, dan campuran dari kuah-kuahan yang berbahan dasar santan. Untuk lauknya bisa nambah sendiri, ada ikan goreng, ikan balado, telur mata sapi goreng dan balado, tahu goreng, tempe garit, bakwan jagung dan masih banyak lagi. Kita tinggal pesan nasi terinya lalu mengambil sendiri lauk yang kita inginkan.

Rasanya menurut saya sedap sekali, nasi panas yang pulen dipadukan dengan ikan teri yang agak asin yang berpadu dengan rasa pedas, kering tempe yang manis dan gurih memang perpaduan yang pas untuk mengisi perut jika memang sedang kelaparan ketika larut malam. Harganya tergantung lauk yang dipilih, saya biasanya makan nasi teri dengan lauk telur balado dan bakwan jagung diharuskan membayar 9.500. Harga segitu juga sudah termasuk minum es teh. Untuk pecinta rasa pedas seperti saya, nasi teri ini merupakan makanan favorit ketika lapar melanda pas larut malam datang.














Loving Hut : Be Veg, Go Green to Save The Planet!


Keagungan suatu negara dan kemajuan moralitasnya dapat dinilai dari cara mereka memperlakukan hewan mereka. -- Mahatma Gandhi --

"Wah, akhirnya saya kesampaian makan di Loving Hut yang artinya saya ikut menjadi vegan jadi-jadian untuk sesaat." Muahaha *macak vegan*

Kita semua pasti sudah sering mendengar kata vegetarian dan vegan. Vegetarian dan vegan adalah gaya hidup yang mengurangi makan makanan hewani yang tujuannya untuk menjaga kesehatan. Namun kedua jenis pola diet ini sebetulnya mempunyai perbedaan lho. Perbedaan yang paling terlihat antara vegan dan vegetarian pada hal makanan adalah, vegan benar benar ketat dalam memilih makanan. Beberapa makanan yang mungkin masih boleh dikonsumsi untuk vegetarian mungkin tidak untuk vegan. Alasan yang paling populer diungkapkan seseorang yang menjadi vegetarian adalah masalah kesehatan, karena hanya mengonsumsi pola makan yang kaya akan buah-buahan, sayuran dan biji-bijian. Sedangkan alasan bagi seorang vegan adalah masalah kesehatan, lingkungan, etika dan lainnya. Orang yang diet vegetarian tidak mengonsumsi daging, sementara orang yang diet vegan tidak mengonsumsi semua produk hewani sehingga tidak akan mengonsumsi daging, susu bahkan telur. Terkadang seorang vegan cenderung lebih pro aktif memboikot segala produk olahan hewani. 

Vegan adalah istilah yang diciptakan oleh Donald Watson--pendiri Vegan Society--pada 1944. Veganism adalah ideologi atau gaya hidup yang menghilangkan eksploitasi terhadap hewan untuk makanan, pakaian, dan tujuan lainnya. Menu vegan adalah menu yang berbasis hanya pada tumbuhan. Di Jogja sebenarnya sudah ada beberapa tempat makan yang menunya memang dibuat khusus untuk memenuhi hasrat para vegan, yang saya ketahui ada Soma Yoga di daerah Seturan, Milas di jl. Parangtritis dan sepertinya memang sudah cukup banyak kok tempat makan yang menunya sudah vegan friendly. 

Untuk Loving Hut ini sebenarnya merupakan restoran franchise vegan cepat saji yang aslinya dari Taiwan. Tetapi memang cabangnya memang sudah mendunia termasuk ke Indonesia, di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Malang, dll. Tempat makan ini juga bertujuan mengkampanyekan hidup sehat dengan mengkonsumsi bahan makanan non hewani. "Hidup dalam damai, kasih, dan harmonis, yaitu dengan menerapkan pola makanan nabati tanpa produk hewani," begitulah kira-kira visi mereka. Loving Hut mengembangkan pola sehat ala vegan bukan vegetarian, kaum vegetarian masih mengkonsumsi telur dan susu, yang merupakan produk hewan ternak. Disini menu yang disajikan semuanya berasal dari tanaman. Bukan tanaman biasa seperti lainnya, mereka menngunakan produk yang dibudidayakan secara organik sehingga tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida. 

Menu makanan yang saya coba adalah Nasi Goreng Jamur Pedas dan Sup Baso Tahu Vegan. Untuk minuman yang saya pesan adalah Es Hijau Antartika. Nasi goreng pedas rasanya menurut saya pedasnya tidak nanggung-nangung, karena biasanya ada beberapa warung yang memberi label pedas namun setelah dicoba rasanya tidak cukup pedas untuk pecinta rasa pedas seperti saya. Disini nasi goreng dimasak dengan jamur tiram yang rasanya perpaduan antara manisnya kecap, pedas dan gurih. Untuk Sup Baso Tahu Vegan ini isinya memang benar-benar murni baso, tahu dan kuah. Baksonya tentu tidak terbuat dari daging, melainkan dari jamur. Tadinya saya berekspetasi bahwa supnya ini akan penuh dengan berbagai macam sayuran, tapi ternyata tidak. Es hijau antartika ini isinya adalah soda dicampur dengan potongan buah ketimun dan nanas, perpaduannya ini memunculkan sensasi yang segar. Untuk harga semangkuk Sop Baso Tahu Vegan dipatok 6.000, Nasi Goreng Jamur Pedas saya lupa sekitar 10.000 sepertinya dan untuk Es Hijau Antartika harganya 7.000. Menu yang lain masih banyak mulai dari sandwich, mie dan menu-menu vegan yang lainnya.
Meski Anda bukan seorang vegetarian atau pun vegan, tidak ada salahnya mencoba petualangan kuliner baru dengan mencicip makanan 'bebas kekerasan' di Loving Hut yang lokasinya berada di Jl. Moses Gatotkaca (Samping Hotel Jogja Plaza). Disini anda akan merasakan ternyata makanan tak berdaging pun rasanya bisa enak.

 Sop Baso Tahu Vegan



 Nasi Goreng Jamur Pedas

 Es Hijau Antartika

 Es Krim Greentea Low Fat. Btw, eskrim ini buatnya pake susu ga sih? Kalo iya pake susu sedikit ternodai dong ya nama vegannya hehehe. Saya tidak begitu tau apakah bisa eskrim susunya diganti dengan susu kedelai.







 

Sabtu, 07 Januari 2012

Kopitiam Oey Jogja

Sebetulnya ini bukan kunjungan pertama saya ke KTO sejak mereka membuka cabangnya yang baru beberapa bulan yang lalu di Jogja. Sebelumnya saya pernah berkunjung ke KTO yang di Solo, ya memang kedua tempat ini punya pemilik yang sama yaitu pak Bondan Winarno. Karena sebelumnya sudah pernah mencicipi menu mereka di gerai kota Solo jadi saya sudah nggak begitu penasaran lagi dengan tempat yang satu ini. Untuk alamat gerai KTO yang di Jogja berada di Jl. Wolter Monginsidi no. 19 Jogja, dekat dengan Takigawa Resto. 

Sebelum-sebelumnya saya sudah sering lewat di Jl. Wolter Monginsidi ini, disini memang bangunan yang berdiri rata-rata memang bangunan tua yang masih tetap berdiri kokoh. Rumah-rumahnya masih kental dengan gaya dan arsitektur Belanda. Mungkin ini menjadi satu alasan mengapa KTO memilih lokasi ini sebagai gerai yang ke-9 dan konon merupakan gerai KTO yang terbesar diantara 12 cabang yang lainnya. Disamping itu sepertinya memang konsep tempat dari KTO ini sendiri adalah tempo dulu atau jadul, hal ini bisa dilihat juga dari cabang yang di Solo. Konsep baik bangunan dan interior memang masih tempo dulu, pun dengan menu dan beberapa tulisan di KTO yang bahasanya masih menggunakan bahasa jadul. Sepertinya ini memang menjadi satu alasan dipilihnya lokasi yang merupakan salah satu rumah Belanda tua.

Konon bangunan jadul yang sudah disulap menjadi gerai KTO ini sudah dibangun sejak tahun 1923. Bangunan ini kini sudah menjadi gerai KTO yang ke-9 dan masih mempertahankan keasliannya agar pengunjung masih dapat menikmati suasana tempo dulu. Beberapa waktu yang lalu bangunan Belanda ini juga mendapatkan penghargaan sebagai Benda Cagar Budaya 2011 yang diberikan oleh pemerintah DIY. Benar-benar bangunan yang penuh dengan sejarah.

Pertama kali saya berkunjung kesini, rasanya sama seperti ketika saya berkunjung ke gerai yang ada di Solo seperti berkunjung ke rumah eyang atau bahkan buyut saya. Pokoknya suasana jadulnya dapet banget lah, mulai dari lantainya yang masih terbuat dari ubin bukan keramik, kemudian jendela-jendela besar yang memang khas bangunan jaman dulu serta kursi meja kayu antik yang membuat kita merasakan seperti dirumah buyut kita (baca: jadul). Buku menunya pun masih sama dengan gerai yang di Solo, namun memang di gerai yang satu ini ada beberapa tambahan menu yang hanya ada di Jogja seperti Bakmi Jawa, Gudeg Manggar Bantul dan Brongkos Beringharjo. Untuk menu yang lainnya mereka menyajikan menu masakan Cina Peranakan, Indocina, Jawa, Italia, Perancis dan Belanda.

Sebenarnya saya lebih tertarik mencoba menu-menu minuman disini karena terdapat berbagai macam varian kopi mulai dari Kopi Tubruk Malioboro, Kopi Item Italia, Kopi Indochina, Kopi Saring Aceh, Kopi Talu Bukittinggi serta aneka minuman lainnya seperti Teh Tarik, Teh Maroko, juga Wedang Uwuh. Tapi yang membuat saya penasaran adalah menu teh bernama Teh Blontank yang rasanya emang maknyus, pahit, sepet dan wanginya dapet lah apalagi menggunakan gula jawa. Untuk menu lainnya saya mencoba Mie Kepiting Pontianak, isinya kayak mie ayam gitu cuma ada potongan kepiting yang dibalut tepung. Tapi kok pas dirasain potongan kepitingnya ini terlalu asin ya? Hehehe. Selain itu saya juga memesan Kroketjes van Holland, isinya 2 potong kroket dengan topping mayonise dan saus sambal. Untuk yang ini bolehlah rasanya, apalagi disajikan saat masih panas. Kenikmatan tersendiri menjajal potongan kroket yang renyah di luar tapi sangat lembut dan creamy tekstur di dalamnya. Harga dari Teh Blontank 15rb, Teh Tarek Semenandjoeng 14rb, Mie Kepiting Pontianak 25rb dan Kroketjes van Holland 18rb. Jangan lupa harga  masih dikenakan pajak sebesar 10%.

Yang unik dari KTO Jogja ini mereka mencatat pesanan pengunjungnya dengan iPad, paperless. Mungkin salah satu misi mereka adalah mengurangi penggunaan kertas untuk "go green". Mungkin sih, walaupun masih menggunakan kertas juga untuk bukti struk tetapi setidaknya mereka sudah mengurangi pemakaian kertas yang artinya mengurangi juga jumlah pohon yang ditebang. Hehehe.

 Kroketjes van Holland

Mie Kepiting Pontianak



Teh Blontank

Teh Tarek Semenanjung


Area Outdoor

Area Indoor








Update!!!

Kemarin saya kembali berkunjung ke Kopitiam Oey dan mendapat kesempatan untuk mencoba beberapa menu mereka. Beberapa menu yang saya coba adalah  Nasi Pindang Koedoes, Singkong Sambal Roa, Loempia Oedang Gunungsari, Milo Dinosaurus, Ijs Tjingtjao Djahe Tjikini dan Ijs Teh Daun Mint. Terimakasih untuk Mas @temukonco yang merekomendasikan beberapa menu ini.

Nasi Pindang Koedoes

Singkong Sambal Roa. Singkong goreng dipadukan dengan sambal roa, makan singkong selagi hangat dan dicocolkan ke sambel roanya. Nyummy!

Loempia Oedang Gunungsari

Ijs Tjingtjao Djahe Tjikini. Cincaunya berbeda dengan yang biasa saya makan, teksturnya yang ini agak "spongy" tapi mungkin ini yang membuat rasa manis dan jahenya masuk ke cincaunya.

Ijs Teh Daun Mint

Milo Dinosaurus