Minggu, 26 Februari 2012

Ditendang Pedasnya Nasi Pedas Bu Andika

Awal mula mengetahui di Bali ada kuliner pedas bernama Nasi Pedas Bu Andika sekitar 2 tahun yang lalu, alhasil saya yang sangat suka dengan pedas langsung memasukan tempat kuliner ini kedalam wishlist saya. Sekitar awal tahun 2011 saya berlibur ke Bali bersama teman-teman saya, ketika itu saya benar-benar lupa pernah berniat makan di Bu Andika kalau ke Bali. Untungnya driver yang mengantarkan saya jalan-jalan selama di Bali, Bli Made tanpa sengaja mengajak kami sarapan di Nasi Pedas Bu Andika. Thanks Bli Made yang sangat baik kepada kami, benar-benar best driver si Bli yang satu ini.

Tahun 2011 kunjungan pertama saya ke warung ini lokasi mereka masih di Jl. Raya Kuta (oppositenya Supernova) didepan toko elektronik gitu, ke Bali lagi sekitar pertengahan tahun 2011 mereka masih menempati lokasi yang sama. Tetapi kemarin Januari 2012 saya ke Bali lagi lokasi mereka sudah pindah, tidak lagi didepan toko elektronik tetapi menempati sebuah ruko persis didepan Joger yang seingat saya dulunya ruko itu adalah kios oleh-oleh. Makin sukses aja si nasi pedas ini, pikir saya. Selain itu mereka sekarang buka 24jam 7hari seminggu, gak mau kalah sama Krisna, ATM dan McD. 

Konsepnya sih kalo di jawa mirip-mirip warteg dan nasi padang. Lauk yang banyak macamnya ditata rapi diatas meja etalase, semakin banyak lauk yang kita pilih semakin mahal harganya. Mereka keliatan banget gak mau ribet, gak pake piring tapi pake alas yang terbat dari anyaman rotan dan dikasih alas kertas yang biasa digunakan untuk membungkus makanan. Sewaktu kita datang pelayan akan mengambilkan nasi yang menurut saya porsinya sedikit dan tidak mengenyangkan. Setelah itu saya memilih lauk yang terdiri dari mie goreng, kering tempe dan teri dan sedikit suwiran ayam, lalu tak ketinggalan sambalnya yang konon super pedas itu. Saya minta agak banyak sambalnya (padahal kata orang pedesnya udah kayak setan). Dalam penyajian minuman pun sepertinya mereka gak mau repot, minuman disini cuma ada teh botol dan segala minuman botol. Padahal kan kalo menurut saya teh botol itu kalo digelasin dan dibandingin sama es teh bedanya lumayan banyak, haganya juga lebih mahal teh botol dan yang paling penting maestro mereka kan si sambel yang pedesnya luarbiasa. Semacam strategi mungkin ya, soalnya saya lihat juga banyak orang memesan minumnya 2 botol. Tips dari saya sih kalau mau hemat belilah air mineral botol, lebih banyak isinya.

Dulunya sewaktu mereka masih menempati teras toko elektronik tempat duduk yang disediakan hanya sekitar 2-3 meja panjang padahal pengunjungnya cukup banyak, jadi memang harus siap-siap antri kalau mau makan disini. Tapi sekarang setelah mereka menempati ruko baru, tempatnya benar-benar luas dan lebih nyaman tentunya, gak perlu antri lagi. Setiap selesai memilih lauk sebelum kita membawa makanan ke meja pelayan akan memberikan kartu sebesar kartu nama yang isinya harga yang nantinya harus kita bayar. Untuk pesanan saya tadi dihargai 15rb, agak mahal menurut saya. 

Selanjutnya saya mencari meja kemudian menikmati menu pesanan saya dimeja dengan sebotol air putih yang sudah saya pesan (setelah sebelumnya habis 3 teh botol, akhirnya gak pernah pesen teh botol lagi). Rasa nasi dan lauknya gak terlalu istimewa, cuman saya memang suka sama kering terinya dan ya tentunya sambalnya itu. Sambel Bu Andika ini memang pedesnya juara, begitu masuk mulut kita langsung terbakar. Tapi justru disitu enaknya pedes buat saya, gak bisa berhenti kalau berhenti malah justru tambah pedes pokoknya lanjut sampai habis.

Buat saya yang suka pedes mungkin nasi pedas ini menjadi alternatif tempat makan apalagi di sekitar kuta saya kadang bingung kalau mau makan makanan jawa atau ramesan dimana ya pergilah ketempat ini. Tapi ya itu tadi, harganya memang agak mahal menurut saya.

Nasi dengan lauk mie, ayam suwir dan kering teri. Keliatan sedikit ya? Tapi memang disini sedikit porsinya.

Nah ini dia sambelnya yang emang pedesnya bikin ketagihan, tapi hati-hati ya bagi yang nggak kebiasa makan pedes bisa bikin diare :D

Suasana didalam warung, kalau saya lihat beberapa kali kunjungan sih pelanggan mereka kebanyakan wisatawan domestik terutama dari Jakarta.


0 comments:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar :)