Kamis, 27 Desember 2012

Soto Bebek Suwarni

Bebek ga cuma enak kalo digoreng atau dibakar lho, di daerah Prambanan tepatnya 100 meter dari stasiun kereta Prambanan ada warung yang menjual menu bebek yang unik dan lain daripada yang lain. Yap! Soto Bebek. Menu utama warungnya Bu Suwarni ini adalah olahan bebek, terutama bebek goreng dan soto bebek. Bagi penggemar rasa khas daging bebek, warung ini harus anda coba untuk menjadi pilihan. Bagi yang bosan dengan sajian bebek goreng biasa dengan rasa gurih disini kita bisa menikmati sajian bebek goreng yang dibumbu bacem, terasa benar bacemannya. Baceman khas Jogja dengan rasa manis yang dominan. Bumbu bacemnya merasuk hingga menyentuh bagian paling dalam dari daging bebek yang tekstur seratnya lebih padat dibanding daging ayam, saya yang penggemar pedas langsung saja mencari sambal namun sayang sambalnya juga kurang pedas dan masih ada rasa manisnya. 


Kalau kurang suka dengan bebek goreng bumbu bacem khas Jogja, masih ada pilihan menu lain yang tak kalah menarik, yaitu soto bebek. Soto bebeknya Bu Suwarni memang beda. Kalau umumnya daging bebek digoreng, dibakar, atau dipanggang, maka soto bebek ini mungkin yang spesial disini karena nggak ada ditempat lain. Kuahnya segar merangsang (halah!) pokoknya rasa kaldunya itu berasa bebek dan gurih, cocok buat yang kepengen makan berkuah. Sotonya sendiri tidak jauh beda dengan ramuan soto ayam. Ada campuran tauge kecil (untuk membedakan dengan umumnya tauge yang ukurannya besar), irisan kol dan loncang (daun bawang), ditambah irisan ampela bebek, lalu diguyur kuah soto berkaldu bebek.










Huma Rib Steak and Shake

Jogja kota Steak! Yess.. beberapa bulan terakhir banyak bermunculan tempat makan steak dengan harga miring. Semiring cintaku padamu, steak! Walaupun identik dengan kuliner khas negara barat sono, steak sudah menjadi salah satu idola kuliner dalam negeri beberapa waktu terakhir. Salah satunya yang beruntung saya coba adalah Huma Rib Steak and Shake yang berada di Jl. AM Sangaji (samping Papa Ron's Pizza).

Menu yang tersedia disini ya tentu macem-macem steak mulai dari tenderloin, sirloin, cordon bleu, spaghetti, dll. Saya memutuskan untuk memesan tenderloin steak dengan saus blackpepper. Daging yang digunakan adalah daging sapi lokal, wajar jika harga yang ditawarkan memang "kaki lima". Steak paling mahal disini seharga 17.500. Untuk condiment nya masih standar dan sama dengan tempat makan steak yang paling termasyhur di Jogja (sebut saja Waroeng Steak) yaitu kentang, wortel dan kacang panjang, padahal saya ngarepinnya harga murah tapi condiment bisa pake salad sama mashed potato atau potato wedges gitu (ngarep! iya!). Satu hal yang bikin Huma steak beda dengan yang lain adalah sausnya. Ya, mereka kasih 3 pilihan saus yang bisa kita pilih sendiri sesuai selera. Ada rasa blackpepper, onion dan original. Langsung saja deh ke foto-foto makanan yang saya pesan.





Sabtu, 16 Juni 2012

Pasta Banget

Akhir-akhir ini di Jogja kayaknya lagi ngetrend masakan Itali sejenis pasta, pizza dan teman-temannya itu ya? Banyak tempat makan baru yang memang menyediakan italian food, salah satunya Pasta Banget yang lokasinya ada di Jl. Munggur sebelah SPBU. Walaupun terbilang cukup baru, tempat makan ini selalu ramai pengunjung lhoo saya sering sekali kehabisan tempat parkir kalau datang kesini.

Sebetulnya dulunya disini hanya buka cafe yang bernama Coffee Break tetapi istri sang pemilik yang katanya memang hobi icip-icip makanan khas Italy membuka tempat makan yang letaknya dibelakang dari Coffee Break ini, memang agak nyempil sih tapi saya kaget lho waktu pertama kali kesini tau-tau didalemnya rame banget. Pasta Banget buka dari pukul 5 sore sampai jam 12 malem. Sang pemilik punya alasan tersendiri kenapa mereka tidak buka dari siang seperti kebanyakan tempat makan. Alasan pertama karena mereka baru buka, jadi untuk melihat dahulu animo pengunjung mereka takut kalau-kalau sepi dan pekerja banyak yang nganggur, tapi memang tepat strateginya terbukti dengan mereka baru buka jam 5 dan pengunjung pun ternyata banyak yang datang saat malam hari jadi semua pegawai bisa bekerja secara penuh dan semua pengunjung pun terlayani dengan baik, karena kalau buka dari siang saat malam hari ramai pengunjung kata sang pemilik pegawai cenderung sudah lelah dan pelayanan jadi kurang baik. Alasan kedua karena memang kondisi dan konstruksi bangunan yang mereka buat tidak memungkinkan jika buka dari siang, masalahnya adalah atapnya masihh terbuat dari seng atau asbes entahlah yang memang kalau siang hari bakalan panas banget. Gak akan cukup nyaman kalau cuma bermodalkan pendingin kipas angin, mereka juga memikirkan kenyamanan pengunjung Pasta Banget.

Menu-menu yang tersedia lumayan variatif, mulai dari appetizer, soup, steaks, roasted chicken, pasta serta tak ketinggalan dessertnya. Harga yang ditawarkan memang terbilang tidak murah, namun bagi saya harga ini sebanding dengan rasa dari menu-menu mereka. Toh bahan untuk membuat menu-menu seperti ini juga tidak murah, jadi wajarlah mereka mematok harga yang rata-rata diatas 20rb untuk menu makanannya. Sang pemilik berujar, walaupun harga yang diberikan tidak tergolong murah namun dia menjamin jika bahan yang digunakan merupakan bahan dengan kualitas yang baik jadi rasanya pun tidak mengecewakan.

Menu yang satu ini namanya Fettucine Diva Romeo, untuk rasanya menurut saya pas sekali untuk bumbunya, meatballsnya juga enak banget, pastanya juga pas tingkat kematangannya, porsinya juga cukup besar dan mengenyangkan tentunya. Harganya sekitar 20rban lebih.

Lemonade Roasted Chicken ini juga gak kalah enak lho. Roasted chicken yang empuk dengan bumbu lemon yang meresap disajikan dengan mashed potato yang gurih dan creamy, onion rings yang gurih dan creamy spinach. Uh seketika langsung penuh perut saya dengan makanan enak ini. Harganya sekitar 30rb an.

Chicken Bombasteak ini isinya fillet ayam yang digoreng dengan tepung disiram dengan saus khusus yang rasanya pedes disajikan barengan potato wedges, onion rings serta sayur buat menemani makan si bomba. Yang suka pedes, menu yang satu ini layak untuk dicoba.

Duh yang ini saya lupa nama menunya, pokoknya sama chicken steak cuma dia gak dibalut tepung dan sausnya pun beda. Hehehe

Kalau mau pesan dessert jangan lewatkan menu yang satu ini, Waffle with Vanilla Ice Cream. Wafflenya bener-bener lembut dan gurih, rasanya pas dan ngga kebanyakan telor menurut saya, disajikan dengan caramel syrup yang manis serta ice cream vanilla. Porsinya cukup untuk berdua :D

Mint Mojito ini bener-bener seger banget rasanya, bolak balik kesini pasti yang dipesen minumannya cuma satu ini :D

Again for this one, I forgot the name pokoknya yang ini rasanya sama segernya dan enaknya lagi ada bulir buah markisanya juga lho :D

Yang ini ada bubbles kecil-kecil gitu dan mixed fruits. Also worth to try!

Menu Masakan Rumah ala "Bu Ageng"

Mendengar kata masakan rumah saya yang sudah 6 tahun LDR dengan rumah langsung "excited" banget, rasanya detik itu juga pengen langsung meluncur ke Bu Ageng yang katanya menyediakan menu masakan rumah. Lokasinya berada di Jl. Tirtodipuran no. 13 Mantrijeron Yogyakarta, daerah itu memang banyak sekali tempat makan namun kebanyakan mereka menyediakan menu masakan western. Namun Bu Ageng berani menggebrak dengan menyediakan menu masakan rumah khas Indonesia, kebanyakan sih memang menu makanan jawa. Warung ini buka mulai pukul 10.00-23.00 WIB. Tanpa menunggu lama saya pun merayu pacar untuk makan di Bu Ageng.

Sesampainya di lokasi suasana Jawa langsung terasa, bangunan tampak dari depan seperti Joglo yang berdiri kokoh. Masuk kedalam kita disambut meja dan kursi kayu yang tertata rapi seperti di warung-warung makan  Jawa yang sering saya temukan, uniknya disini disalah satu spot banyak sekali foto dan gambar yang terpajang apik di dinding. Ya memang suami sang pemilik warung ini adalah seorang seniman dan budayawan jadi wajar saja warungnya pun tetep "nyeni". Yang bikin saya kagum lagi disana masih ada sumur yang masih dibiarkan tetap utuh, hanya diberi penutup untuk alasan keamanan, saya jadi teringat dulu di rumah mbah buyut saya kalau mau mencuci masih ngambil air dari sumur.

Pemilik Bu Ageng ini adalah istri seorang budayawan asal Jogja, Butet Kertaradjasa. Menu yang dibuat memang menu yang biasa beliau sajikan ketika keluarganya makan. Sebetulnya Bu Rulyani ini berasal dari Kalimantan, namun semenjak menikah dengan Pak Butet beliau kemudian lama tinggal di Jawa sehingga dari tangannya bisa lahir menu-menu spesial ini. Menu yang beliau buat pun konon katanya perpaduan antara Jawa dan Kalimantan, jadi memang unik dan patut untuk di coba. Pasti pada penasaran kenapa diberi nama Bu Ageng? Konon katanya sih Bu Ageng ini adalah sapaan Bu Rulyani oleh cucu-cucunya, gak nyambung sih tapi mungkin lebih "njawani" kali yaaa (yang ini cuma sok tau, mohon jangan ditimpuk bata).

Menu yang spesial disini adalah nasi campurnya, namanya aja nasi campur ya isinya memang campur-campur mulai dari resep yang campuran Jawa-Kalimantan begitupula bahan-bahannya yang didatangkan dari berbagai daerah dalam negeri. 


Nasi campur ini isinya abon, sambal kutai, sambal goreng kentang kering, telur dadar dadu, paru ketumbar, ikan asin dan lempeng legendar. Menurut sang empunya resep, nasi ini terinspirasi nasi Wardani dari Bali. Rasanya bener-bener enak, sambal goreng kentangnya gurih, paru ketumbarnya apalagi bener-bener pas bumbunya dan bikin ketagihan. Yang paling spesial ya kerupuknya, ini jenis kerupuk legendar yang biasanya saya makan di rumah dan ini akhirnya bisa makan di Jogja. Untuk urusan porsi memang tergolong kecil dan lauknya pun terkesan secuil, but trust me walaupun lauknya dikit justru itu yang bikin enak dan gak cepet bosen. Oh ya variasi lauknya juga bisa pilih kok, saran saya cobain nasi campur dengan lauk baceman kambing, itu juara banget enaknya!

Yang ini saya lupa namanya apa (kebiasaan) semacam ayam dibumbu rica-rica gitu, kata temen saya sih ini pedes cuma pas saya nyobain pedesnya nanggung, tapi enak kuahnya seger dan bikin melek apalagi dimakan malam hari gitu pasti anget dibadan.

Nah, penggemar buah durian harus cobain juga menu yang satu ini. Bubur durian mlekoh yang sepertinya menjadi menu favorit juga disini selain nasi campur. Bubur  durian mlekoh adalah bubur dari roti tawar dicampur daging buah durian yang diolah dengan santan kelapa dan sedikit gula Jawa. Rasanya perpaduan antara gurih manis dan aroma durian tentunya, cuma menurut saya kurang puas juga karena rasa duriannya cuma dikit. Ada porsi besarnya juga lho kalau emang doyanbanget.

Kalau bubur durian mlekoh menurut saya duriannya kurang berasa, cobalah menu yang satu ini Es Kopyor Durian. Yang ini bener-bener buah durian yang mungkin menurut saya jenis durian lokal jadi rasanya juga memang khas dan "ngluget" banget. Isinya ada santan, kopyor, gula jawa dan potongan buah durian. Harganya pun tidak terlalu mahal sekitar 10-20rb saya lupa pastinya.

Menu terakhir yang saya coba adalah es cincau gula jawa ini, cocok sekali diminum pas siang terik :D

Kamis, 07 Juni 2012

Soto Djiancuk

Wah pertama denger namanya saya langsung excited nih, unik juga namanya "djiancuk". Padahal setahu saya kata itu merupakan sejenis kata yang berarti mengumpat dari Jawa Timur. Kata “djiancuk” atau lebih sering diucapkan “jancuk” saja, bagi sebagian orang, terutama orang Jawa Timur, mempunyai arti yang kasar dan bisa ngajak perang. Namun di Jogja, kata “djiancuk” ini justru dijadikan branding oleh sebuah warung soto yang unik baik dari segi nama dan tata ruang warungnya, yang mengklaim merupakan warung yang pertama dan satu-satunya di Jogja yang menyediakan menu soto ala Jawa Timur, terutama dari kota Blitar.
 
Awal mencari lokasinya memang sedikit sulit, dari IKIP PGRI masih lurus saja terus sampai jalannya menyempit nanti sebelum ada sungai kecil dan sawah-sawah warung ini berada tepat di sebelah selatan jalan. Masuk warung ini memang sedikit aneh buat saya, bukan aneh sih tepatnya unik. Interiornya bener-bener berbeda dari warung soto yang biasa saya kunjungi. Dinding temboknya sengaja dibiarkan tidak disemen halus untuk memperlihatkan teksturnya, banyak lukisan terpajang di dinding warung ini. Saya jadi berpikir kalau pemilih warung ini adalah seorang seniman. Ada meja bundar yang super besar, kemudian juga ada tempat untuk lesehan, jarang saya menemukan tempat makan soto yang menyediakan gazebo atau tempat untuk lesehan. 

Saya memesan langsung kepada penjualnya tanpa mencatat pesanan terlebih dahulu, sambil menunggu saya duduk menikmati indahnya hamparan sawah dan gemericik aliran kali bayem. Tak lama kemudian soto pesanan saya datang...


Saat pesanan saya datang saya sempat bingung karena mangkuknya mirip dengan soto Kudus, sedangkan sotonya mirip dengan Soto Madura karena memang mereka menyajikan soto dengan gerobak mirip angkringan, tetapi empunya bilang kalau ini Soto khas Blitar. Entahlah saya baru pertama kali mencoba soto jenis ini...

Isi dari soto pun mirip dengan Soto Madura yaitu memakai daging sapi,  tetapi kuahnya tidak terlalu kuning dicampur dengan irisan telur, tomat, kentang goreng dan kesemuanya justru mengingatkan saya dengan Soto Banjar. Ah betapa uniknya ragam kuliner soto negeri kita. Yang pertama kali saya coba adalah kuahnya, dominan rasa gurih dan merica sangat terasa pada kuah soto ini konon katanya sang pemilik punya resep khusus untuk bumbunya sehingga tanpa menggunakan vetsin pun rasanya bisa gurih dan enak. Untuk harganya per porsi sekitar 9rb rupiah (lagi-lagi kebiasaan saya lupa dengan harga). 






Botol kecapnya unik banget ini, ala gendul cina gitu tapi berhubung saya gak begitu suka kecap akhirnya cuma mengagumi bentuknya saja ga nyobain kecapnya. Toh ya sepertinya rasanya sama seperti kecap yang lainnya :D


Dimsum Quality Hotel

Kali ini kita bahas Dimsum ya bukan Dimsur si selebtuit yang femes ituu...
Dimsum (dalam dialek Cantonese) atau Dianxin (dalam bahasa Mandarin) secara harafiah berarti sedikit dari hati atau menyentuh hatimu. Jadi kalau pengen nyepik sedikit romantis bisa juga kasih kalimat "You Dimsum Me". *abaikan*

Kata ini disunting dan frasa yi dian xin yi yang artinya sedikit tanda mata. Kemudian secara umum kemudian digunakan sebagai istilah untuk menyebut camilan ringan. Dim sum sudah dikenai sebagai makanan popular sejak ribuan tahun lalu. Kebiasaan makan dimsum konon bermula pada periode Jalur Sutra (Asia Tengah ke Cina) dan Dinasti Han (206 SM) hingga Dinasti Yuan (Abad 14 M). Ketika itu para petani, buruh dan pedagang yang berbisnis di sepanjang Jalur Sutra kerap mampir di . kedai teh pinggir jalan untuk minum teh di sore hari.

Kebiasaan ini sempat memudar pada abad ketiga gara-gara Tabib terkenal Hua Tuo mengatakan kebiasaan ngemil dim sum sambil minum teh bisa membuat badan jadi gemuk. Orang Kanton (Guangdong/Kwangtung) di Cina Selatan tidak mengindahkan imbauan ini. malah menjadikan dim sum sebagai makanan tradisional yang dinikmati bersama teman-teman sambil minum teh. Dari sinilah muncul istilah yumcha (mandarin yincha) yakni minum teh di kedai teh bersama teman-teman dekat sambil menyantap dimsum. Sebenarnya ada banyak sekali varian dimsum ada ratusan katanya soalnya saya pun belum pernah nyoba semua jenisnya, baru beberapa saja.

Di Jogja kita bisa menikmati dimsum salah satunya di Serayu Chinese Resto yang berada di lobby Quality Hotel J. Laksda Adisucipto no. 48 Yogyakarta. Nah yang saya suka dari resto ini adalah dia buka kayak McD yaitu 24jam sehari 7hari seminggu, bener-bener bisa jadi alternatif buat makan kalau pas kelaperan tengah malam atau pas malem-malem gak bisa tidur gara-gara pengen makan dimsum. Dan enaknya lagi di Dimsum Quality Hotel ini mereka memberikan diskon 50% seumur hidup dan 24 jam pula, buat yang masih mahasiswa bisa dapetin tambahan diskon 10%, oh ya promo diskonnya tidak berlaku untuk hari libur besar ya.

Beberapa menu dimsum yang saya pesan:


Gao adalah dim sum standar yang biasanya hampir ada di setiap Chinesse Resto esp yang menyediakan menu dimsum. Kulitnya umumnya terbuat dari tepung beras dengan isi berupa daging/sayuran dan dikukus. Yang termasuk dalam gao yaitu shrimp dumpling atau biasa kita kenal dengan nama Hakau. Nah Hakau yang ini rasanya benar-benar lembut dan enaak. Saya lupa pasti harga per porsinya berapa, sepertinya sekitar 20rb (belum termasuk diskon).

Sejenis lumpia tetapi kulitnya lebih lembut karena terbuat dari kulit tahu, isinya udang yang sudah dicincang kemudian dicelupkan dengan kuning telur agar menempel dan digoreng. Rasanya empuk dan gurih, udangnya juga kenyal.


Yang ini namanya Fung Zao (phoenix talons) kita mengenalnya dengan nama ceker ayam. Diolah dengan cara digoreng, direbus, lalu di-marinate dalam black bean sauce kemudian dikukus. Berkat proses pengolahan seperti ini, tekstur kaki ayam menjadi lunak dan empuk. Sebenarnya ada satu jenis dimsum yang saya pesan, yaitu siomay ikan cuma saya lupa menyimpan fotonya dimana, next time kalau ketemu bakalan saya update lagi.


Zango - La Formule du Midi

Hello my readers, I'm ask you sorry because I'm too busy lately or maybe just have no idea what to write here. Actually, I have so many places to eat that I want to share to you just wait my desire to write come up and I'll post them here..



Oke, kali ini saya bakalan berbagi pengalaman makan di salah satu French resto di Jogja yang bernama Zango. Posting sebelumnya tentang Kesuma Resto juga masih berhubungan dengan Frenchman who has a restaurant in Jogja. Kalau Kesuma menyediakan menu-menu makanan jawa terutama Jogja, di Zango kita ga akan nemuin makanan jawa, they mostly served French foods. Zango sendiri artinya sejenis pisang dari Afrika, pemiliknya seorang warga Perancis Timur bernama Chef Kamil. Pernah mendengar atau makan di K'meals? Nah chef Kamil ini dulunya bekerja disana namun sekarang dia mendirikan resto sendiri dengan nama Zango, menu masakannya pun menurut saya beberapa ada yang rasanya sama. Tetapi saya mendengar kabar bahwa beberapa bulan yang lalu chef Kamil sudah tidak di Zango lagi. Duh, kok ya pindah-pindah ya chef.. Semoga rasa dan kualitas makanannya juga ga ikutan pindah-pindah :D

Alamat Zango ada di Jl. Ngadinegaran MJ III/122, Mantrijeron. Tepatnya didepan Balai Rakyat, masih disekitar jl. Tirtodipuran. Kalau menurut saya kalau mau kesini lebih baik saat dinner time, suasananya lebih asyik aja.  Memasuki resto ini kita akan disambut oleh waiters disana, ada banyak pilihan tempat duduk diantaranya ada kursi tinggi dengan konsep bar. Nah mungkin bagi anda yang ingin datang untuk sekedar ngobrol dengan teman menikmati beer atau minuman lainnya, spot ini yang paling cocok. Untuk yang memang ingin menikmati makanan bisa duduk di spot square table dengan bahan dasar kayu yang unik menurut saya. Kalau datang rombongan dan ingin ruang yang lebih privat mereka juga menyediakan ruangan khusus, dengan kursi yang lebih nyaman yaitu sofa. Saya memilih untuk duduk di meja kayu dekat dapur, oh ya konsep resto ini open kitchen jadi kita bisa leluasa melihat proses memasaknya. I always choose to sit near the kitchen if I was in the open kitchen resto.

Untuk menu makanan seperti yang saya jelaskan tadi kebanyakan menu makanan eropa terutama berbagai macam varian pizza, steaks, roasted duck and chicken, variant salads, dessert dan tentunya beverages. Katanya spesial disini adalah pizza dan calzone nya tetapi saya tidak memesan keduanya karena berasumsi bahwa toh rasanya bakalan sama dengan pizza yang saya makan di K'meals (karena yang masak sama). Akhirnya saya mencoba roasted chicken dengan nama menunya dalam bahasa Perancis, saya lupa pastinya hahaha. Dan satu lagi saya juga memesan tenderloin steaks. Untuk harga saya juga tidak terlalu ingat tetapi harga yang dipatok untuk makanan berkisar 20-100rb dan untuk minuman 18-25rb (if I'm not mistaken).


Menu yang ini namanya Cassolette de Poulet Roti Au Feu de Bois (Rp. 37.000)  isinya roasted chicken dengan side dish yang bisa kita pilih sendiri, saya memilih side dishnya potato chips. Untuk rasanya tidak terlalu spesial menurut saya, bumbu ayamnya kurang terasa tetapi saya justru suka potato chipsnya yang rasanya asin, gurih dan sedikit empuk. Satu porsi ini benar-benar bikin perut penuh.


Kalau yang ini Tenderloin Steak (Rp. 7x.000) daging tenderloinnya impor dan dimasak dengan tingkat kematangan medium done supaya masih terasa tekstur asli dagingnya. Side dish nya juga sama bisa pilih sendiri, kali ini saya pilih mashed potato dan pas dateng kaget banget soalnya mashed potatonya bener-bener banyaaakkk.

 Yang ini saya lupa namanya, pokoknya ada campuran susu dengan apa gitu terus ada jely dibawahnya dan buah strawberry yang super banyak. Rasanya enak kok, worthed to try!


Ini dapur mereka, dari sinilah menu-menu tadi tercipta. Interior dapurnya juga unik ya :)

Nah ini salah satu spot mereka, kursi sofa buat yang ingin duduk-duduk santai sambil ngobrol, makan, baca buku atau ngerjain tugas :D

Senin, 21 Mei 2012

Kesuma Restaurant

Sebuah resto keluarga yag letaknya tidak jauh dari Jl. Prawirotaman. Tepatnya masuk gang di depan Pasar Prawirotaman lurus terus Kesuma Resto ini letaknya di kiri jalan. Tetapi jika anda datang siang hari jangan harap menemukan tempat ini buka karena memang mereka hanya buka saat malam hari (only for dinner) tetapi mereka welcome buat guest yang mau reservasi untuk makan siang, tetapi dengan syarat emang harus reservasi dulu. Resto ini unik menurut saya, basicnya memang benar-benar resto keluarga. Pemiliknya adalah seorang bule dari Perancis dan istrinya orang Indonesia membantu suaminya dengan menjadi chef. Hanya ada satu orang dari luar yang membantu, barangkali untuk bersih-bersih peralatan saja.

Ketika kami datang pertama kali sempat "kecelik" (ini bahasa Indonesianya apa ya? Saya malah bingung sendiri, hahaha) karena saat itu masih sekitar jam 1 siang dan saya dengan pedenya dari lereng gunung menunggangi kuda sampai lokasi Kesuma Resto. Sesampainya disana saya sempat ragu karena tidak ada tanda-tanda kehidupan, jujur memang saat pertama kali kesana saya pikir itu bukan sebuah restauran karena justru mirip seperti rumah biasa. Ternyata memang mereka buka hanya pas jam makan malam saja, tetapi bisa juga kalau ingin lunch disana dengan reservasi sebelumnya. Akhirnya saya memutuskan untuk makan siang di tempat lain.

Hari berikutnya saya tetap semangat ingin mencoba menu di Kesuma, akhirnya saya kembali lagi kesana. Lagi-lagi permasalahan tempat makan di daerah sekitar Prawirotaman ini adalah lahan untuk parkir, saya kesulitan untuk memarkirkan kendaraan saya hingga harus parkir di pelataran hotel di gang itu. Masuk ke resto ini rasanya seperti berkunjung ke rumah orang, pintu atau jalan masuk menuju spot tempat duduk utuk tamu terkesan sempit. Tetapi semuanya terbayar ketika kami disambut dengan sapaan hangat oleh waiter sekaligus pemilik resto ini. Bangunan utamanya berupa joglo dengan interior dan eksterior semuanya terbuat dari kayu, dekorasinya pun disesuaikan denga tema "njawa" nya. Bagi yang ingin berlesehan juga disediakan sebuah gazebo diluar yang menurut saya cocok untuk anda yang datang bersama pasangan. Saat saya datang disana ada sebuah keluarga yang sedang dinner, dan menurut saya jika anda membawa keluarga memang cocok sekali untuk dibawa kesini. Mungkin sebelum dibuat resto temapt ini tadinya adalah halaman rumah karena dibelakang tempat ini merupakan tempat tinggal bagi sang pemilik dan keluarganya.

Tak lama kami dipersilahkan duduk sang pemilik yang merangkap sebagai waiter mendatangi kami sambil membawakan buku daftar menu, karena ini kunjungan pertama saya maka saya pun langsung meminta rekomendasi dari sang pemilik menu apa yang perlu saya coba. Dia dengan sabar menjelaskan menu-menu yang ada disana dengan bahasa Inggris tentunya karena jika pakai bahasa Perancis tentu saja saya ora dong :))

Saya memutuskan untuk memesan ayam kesuma dan lumpia. Yang saya kagumi disini adalah ayam kesumanya, entahlah ini bumbunya apa saja namun ada campuran ayam dan kacang mete di dalamnya, rasanya pas banget antara manis dan gurihnya. 


Porsi dari ayam kesuma ini cukup untuk 2 orang jika tidak terlalu lapar, tapi bener deh cobain menu yang satu ini. Mungkin sekilas jika dilihat dari fotonya kurang menarik, tapi itu karena foto yang saya ambil memang kualitasnya jelek. Great blending of flavors! 


Lumpianya ini juga gak kalah enak, apalagi di cocolin ke sambalnya. Saya saking suka sama sambalnya ini sampai minta nambah lho.. Oh ya, karena memang konsep mereka family restaurant jadi memang anda harus ekstra sabar jika ingin makan disini, chefnya cuma satu yaitu istri si pemiliknya tanpa ada yang membantu jadi memang proses memasaknya membutuhkan waktu yang sedikit lama. Tetapi menurut saya tak apalah lama asalkan rasanya memang benar- benar memuaskan saya. Soal harga saya lupa persisnya tetapi per orang kurang lebih siapkan uang 50-70rb, mungkin terlalu mahal bagi orag lokal tetapi mereka memberikan compliment khusus bagi pengunjung lokal berupa diskon 10%.


Picture from tripadvisor.co.id

Picture from tripadvisor.co.id


Delicious home cooked Indonesian food with a twist. Fresh ingredients, great flavors, great service. Small family run restaurant tucked away - highly recommended and quite simply, this was the best meal we had in Jogja!

Minggu, 20 Mei 2012

Menyantap Kuliner Khas Indonesia Timur di RM Rasa Sayange

Sering sekali saya melihat di TV liputan tentang kuliner dari daerah Indonesia Timur, saat itu saya selalu berdoa supaya diberi kesempatan mencicipi kuliner khas sana baik langsung ataupun tidak langsung. Beberapa bulan yang lalu akhirnya doa saya dikabulkan, ternyata di Jogja ada tempat makan yang menyediakan menu-menu khas Indonesia Timur. Alhamdulillah :)



Awalnya mendengar dari seorang teman asal Papua kalau dia barusaja makan papeda di RM Rasa Sayange. Warung ini letaknya cukup mudah dijangkau jika anda teliti. Lokasinya ada di gang seberang SMP 6 Jetis Jogja, dari gang itu masuk saja terus sekitar 50 meter anda akan menemukannya. Kalau pas jam makan siang warung ini biasanya ramai terus. Pokoknya yang saya ingat warungnya dominasi warna hijau. Ada 2 tempat yang satu sama lain saling berseberangan, jangan bingung karena ini masih satu tempat. Hanya saja yang warung sebelah utara jalan merupakan tempat anda memesan menu makanan, nah kalau mau makan dan lebih nyaman nyebrang deh ke warung yang diseberangnya.

Karena kali itu adalah kunjungan pertama, saya sempat bingung namun seorang ibu-ibu menyambut dan membantu saya dengan baik untuk memilih ikan apa yang akan dimakan, dan selanjutnya saya meminta sambal khas mereka yaitu sambal dabu-dabu dan colo-colo. Saya tinggal memilih ikannya kemudian tinggal duduk manis menunggu pesanan diantar.


Ini dia ikan yang saya pilih tadi, sudah dibakar (diasap) sebentar kemudian disajikan dengan sambal colo-colo, dan sayur berupa tumis daun pepaya. Oh my rasa ikannya ini benar-benar empuk dan sedaaaaap banget apalagi makannya dicocolin ke sambal colo-colo. Surga banget rasanya, sedeeeeepp!! Apalagi ikannya ini deh gak nyesel banget makan disini. Ikan yang dipakai ini saya lupa jenisnya cuma disana ditawarkan ada ikan baronang, ikan cakalang dan ikan tongkol.

Sambal colo-colo ini memang berbeda dari sambal yang sering kita makan di Jawa, ini sambalnya gak pake diulek terbuat dari tomat hijau yang segarnya Subhanallah, cabai rawit, garam, perasan air jeruk nipis dan bawang merah. Tapi buat yang kurang suka sama aroma bawang merah, sambal ini bener-bener kerasa banget aroma bawang merahnya. But trust me ini pedes dan seger banget! 

Nah bagi yang bingung apa bedanya sambal colo-colo dan dabu-dabu keduanya sama-sama pelengkap atau sambal untuk menemani lauk ketika makan cuma bedanya colo-colo itu istilah umum yang dipakai di Maluku sedangkan dabu-dabu sering dipakai di Manado. Di Maluku biasanya sambal ditambah daun kemangi dan sedikit kecap asin ada pula yang menambahkan dengan kecap manis, tetapi menurut orang Maluku sambal colo-colo yang asli tidak memakai kecap.



Bagi yang nggak suka aroma bawang merah yang terlalu menyengat atau kurang suka dengan samba colo-colo mereka juga menyediakan sambal lainnya. Tetapi hati-hati juga karena sambal yang ini rasanya luar biasa pedasnya.


Tumis kangkung dan bunga pepaya ini rasanya tak kalah nikmat, anda bayangkan saya menikmati ikan yg dicocol dengan sambal colo-colo, sayuran ini dengan nasi yang masih hangat. Sempurna sudah rasanya santap siang saya. Untuk semua makanan ini saya harus membayar 15rb.

Oh ya ada menu-menu lain juga lho disini, salah satunya papeda yang tersohor itu. Tetapi saya belum berani mencobanya, mungkin next time kesini saya bakalan mencoba menu lainnya. Satu kalimat saya setelah menyantap kuliner ditempat ini : Kuliner Indonesia memang tiada duanya :D

Keduanya adalah sejenis sambal atau kondimen yang dipakai untuk membuat makanan lebih sedap dan bercitarasa. Colo-colo adalah istilah yang umum dipakai di Maluku, sedangkan dabu-dabu adalah istilah Manado.

Read more at: http://kuliner-wu.blogspot.com/2012/01/sambal-colo-colo-dan-dabu-dabu.html
Copyright Warna-uksw.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Keduanya adalah sejenis sambal atau kondimen yang dipakai untuk membuat makanan lebih sedap dan bercitarasa. Colo-colo adalah istilah yang umum dipakai di Maluku, sedangkan dabu-dabu adalah istilah Manado.

Read more at: http://kuliner-wu.blogspot.com/2012/01/sambal-colo-colo-dan-dabu-dabu.html
Copyright Warna-uksw.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Keduanya adalah sejenis sambal atau kondimen yang dipakai untuk membuat makanan lebih sedap dan bercitarasa. Colo-colo adalah istilah yang umum dipakai di Maluku, sedangkan dabu-dabu adalah istilah Manado.

Read more at: http://kuliner-wu.blogspot.com/2012/01/sambal-colo-colo-dan-dabu-dabu.html
Copyright Warna-uksw.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Keduanya adalah sejenis sambal atau kondimen yang dipakai untuk membuat makanan lebih sedap dan bercitarasa. Colo-colo adalah istilah yang umum dipakai di Maluku, sedangkan dabu-dabu adalah istilah Manado.

Read more at: http://kuliner-wu.blogspot.com/2012/01/sambal-colo-colo-dan-dabu-dabu.html
Copyright Warna-uksw.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution

The Best Steak in Town : R&B Steak and Grill

Waahhh... kali ini saya benar-benar semangat buat nulis tentang makanan yang satu ini. Yes, definitely steak is one of my favorite food. Dan sejauh sepengetahuan saya menu steak yang punya rasa dan kualitas daging yang bagus salah satunya di R&B Steak and Grill ini. Lokasinya di Jl. RW Monginsidi no. 37 Jogja. Bagi yang tinggal di Jakarta mungkin sudah tidak asing lagi mendengar Indoguna Meatshop yang berada di kawasan Jakarta Selatan, nah ternyata mereka juga membuka cabangnya di Jogja dengan nama yang sama. Yap, benar sekali steak house ini lokasinya jadi satu dengan meatshop di depannya. Kesannya memang agak nyempil karena yang terlihat jelas dari luar adalah meatshopnya, tetapi steak house yg berada dibelakangnya ini pun tak pernah sepi pengunjung terutama saat jam makan ataupun saat weekend. 

Niat awalnya memang ingin menyantap steak, tapi entah kenapa saya lebih memilih untuk sejenak masuk meatshopnya. Penasaran. Ternyata bukan hanya daging impor saja tetapi bahan masak memasak impor bisa didapatkan disini, karena laper mata dan takjub melihat sekantong Moesli saya akhirnya memutuskan untuk membeli moesli disini. Dan sebenernya agak menyesal juga karena ternyata di Superindo juga menjual moesli dengan harga separo lebih murah dengan isi yang lebih banyak. Oke, sebelum saya kalap membeli bahan-bahan masak yang nantinya entah mau dimasak atau cuma dianggurin lebih baik saya keluar dari toko ini dan makan. Ya saya akhirnya tidak sabar juga untuk segera menyantap steak R&B.

Sebenarnya jika ingin memasuki resto anda bisa langsung masuk dari meatshopnya jika kebetulan anda sebelumnya berbelanja disana, tapi jika memang niat awalnya mau makan bisa masuk lewat pintu samping. Masuk ke steakhouse ini saya merasa sedang berada di teras rumah, terasa sekali suasana homy nya. Semua seat dihadapkan ke sebuah taman yang berada di tengah, jika ada momen tertentu seperti hari valentine pihak resto sengaja menghias taman tersebut dengan lilin-lilin sehingga kesannya lebih romantis. Lebih romantis lagi karena setiap malam ada live music-nya. Menu yang disediakan juga cukup lengkap mulai dari starter sampai dessert, saya tanpa ragu memesan Australian Prime Beef Black Angus Tenderloin 180gram dan US Beef Striploin 200gram. Oh iya, daging steak yang mereka pakai memang impor semua jadi jangan khawatir soal kualitas dagingnya, dijamin tidak mengecewakan. Favorit disini sebenernya ya Wagyu Beef grade 9 nya, tapi entahlah saya ingin mencoba menu selain wagyu.


Ini US Beef Striploin 200gram yang saya pesan, disajikan dengan vegetablesnya berupa sauted mushroom, french fries dressing dan blackpepper sauce. Oh ya, saat memesan saya meminta steak saya dimasak dengan tingkat kematangan medium rare sengaja karena saya memang menginginkan rasa steak saya masih juicy didalamnya. Dan benar saja ketika pesanan saya datang rasa steaknya menakjubkan, daging yang memang berkualitas dimasak dengan baik sehingga rasa juicynya masih terasa, tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu lunak. Saya sangat menikmati setiap irisan daging yang masuk ke mulut saya. Sausnya juga tak kalah enak, blackpeppernya memberikan warna tersendiri begitu juga dengan mushroomnya bumbunya meresap dengan benar sampai kedalamnya. Ah, memang tidak berlebihan jika saya sebut R&B Steak and Grill ini sebagai The Best Steak in Town. Harga yang harus dibayar memang cukup mahal untuk ukuran Jogja, yaitu 130rb ditambah dengan pajak 15%. 


Menu selanjutnya Australian Prime Beef Black Angus Tenderloin 180 gram dengan creamy spinach, garlic bread, mashed potato dan blackpepper sauce. Yang ini tak kalah enaknya, cuma yang saya heran adalah creamy spinachnya. Menurut saya creamnya terlalu banyak, tapi ya tetap saja enak secara keseluruhannya. Oh ya semua steak disini disajikan dengan pilihan sayuran yang bisa kita pilih berupa creamy spinach, ratatauly, sauted mushroom, grill mushroom, mix vegetables, sauted brocolly with garlic and butter dan mixed green salad. Kemudian pilihan dressing yang bisa dipilih adalah vinegraite, olive oil balsamico, bleu cheese, thai peanut, dll. Pilihan kentangnya ada mashed potato, french fries, potato wedges, waffle, baked potato, potato au gratin. Untuk pilihan sausnya ada mushroom, blackpepper, barbeque, pomery mustard, tomato, lemon butter dan creme cheese. Harga seporsi steak ini adalah 145rb belum termasuk pajak sebesar 15%.


Untuk minumnya saya pesan minuman kebanggan yaitu es teh, namun disini menu es teh disajikan cukup unik yaitu dengan batang tebu. Jadi sembari menunggu pesanan steak datang bisa menghisap air dari batang tebu tersebut :D

Oh ya, bagi yang tidak kuat menghabiskan daging sebanyak ini atau ingin menikmati steak dengan harga lebih murah separonya bisa juga mencoba burgernya, gak kalah enak kok.

Aglioo! Pizza and Pasta

Hello guys, it's been sooooo long time I didn't write anything in this blog. Am so sorry, I was very busy in these past few months. I have a-super-crazy lectures schedule and I have to complete my thesis immediately, fiuuhh can you imagine when you start your lecture at 8am and finish at 5pm and then you still have to finish the coursework and thesis? It was killing me. 

I miss you all and hope you do!

Itulah sedikit curhatan saya, but really banyak banget tempat makan yang menunggu untuk saya bagi ke kalian. So, keep watchin my blog and you won't missed it.

Kali ini saya bakal berbagi tentang pengalaman makan di Aglioo Pizza and Pasta. Beberapa tahun terakhir memang banyak sekali bermunculan Italian resto di Jogja, terutama yang menyediakan pizza jenis wooden fired ini. Lokasi Aglioo Pizza and Pasta berada di Jl. Prawirotaman. Kalian yang di Jogja pasti sudah banyak tahu kalau lokasi ini banyak sekali resto dan cafe karena disini merupakan "kampung bule". Aglioo Pizza and Pasta ini lokasinya tepat di seberang ViaVia Cafe, mudah sekali ditemukan karena lokasinya dipinggir jalan. Bagi yang datang mengendarai mobil memang agak susah untuk mencari parkir karena mereka tidak menyediakan lahan parkir khusus untuk mobil, jadi siap-siap untuk parkir di depan hotel atau tempat yang menyediakan lahan parkir dan tentu saja mengijinkan orang yang bukan tamu mereka untuk parkir disana.

Seperti kebanyakan tempat makan pizza traditional lainnya mereka mengusung konsep open kitchen yang memudahkan kita melihat chef-nya memasak. Bagi saya menikmati makanan sembari melihat si chef mengolah masakan merupakan keunikan dan sensasi tersendiri. Kursi dan meja kayu tertata rapi dengan beberapa lukisan dan hiasan yang tertempel di dinding. Bagi yang pertama kali kesini, jangan khawatir karena mereka menyediakan papan khusus yang berisikan informasi menu yang favorite disana. Menu yang disediakan lengkap mulai dari appetizer, salad and soup, pizza, steak, pasta, dll.

Saya mencoba beberapa menu yang mereka sebut "favorite" disana ada Salmone Pizza, Pastrami Pizza, Carrot juice, Cioccolato Lava dan Creme Brule. Mereka menyebutkan jika menu disana disajikan dari bahan-bahan yang fresh dan tanpa MSG.  


Ini penampakan dari Salmone pizza yang berisi salmon, spinach, mozarella dan cream sauce. Yang ini saya rekomendasikan bagi penggemar ikan salmon, ikannya banyak gak nanggung dan tentu saja masih fresh. Rasa ikan salmonnya lembut dan memang salmonnya ini dimasak tidak terlalu matang. Paduan antara dasar roti pizza yang tipis crunchy, creamy sauce, mozarella nya memberikan warna gurih pada pizza ini. Porsinya juga lumayan besar, bisa dimakan untuk 2-3 orang. Harganya 38rb sudah termasuk pajak.


Selanjutnya Pastrami Pizza, menu yang satu ini memang tidak dicantumkan di buku menu tetapi mereka selalu menyediakan menu ini kalau kalian pengen nyobain tinggal bilang aja ke waiternya. Menu ini kombinasi dari cream sauce, brokoli, potato, pastrami dan mozarella cheese. Bagi yang belum tahu apa itu pastrami, dia berupa daging olahan yang dibuat dari daging brisket (daging sapi bagian dada) yang diberi bumbu-bumbu tertentu lalu di asap. Pizza yang satu ini rasanya unik sekaligus enak, jadi setelah bahan dasar pizza yang tipis dan crunchy ada kentang rebus yang sudah di iris tipis dan selanjutnya ditambahkan pastrami, brocolli, mozarella dan cream sauce. Penasaran gimana rasanya? Silahkan coba sendiri, kalau menurut saya pizza yang satu ini gak kalah enaknya sama salmone. Harganya sekitar 39-40rb per porsi.


Dessert yang satu ini merupakan favorite saya, tetapi entah kenapa Creme Brule nya Aglioo Pizza and Pasta menurut saya rasanya agak kurang creamy. Saya lebih suka Creme Brule yang disajikan hangat dan disini mereka menyajikan sudah dalam keadaan dingin. But, it's worth to try kok :)

Saya lupa ini juice apa, sepertinya jus wortel deh. Hehehe. Untuk rasanya tidak terlalu spesial tapi menurut saya menu juice disini agak terlalu encer. Harganya 8rb.



Yang ini Greeny Juice berisi campuran brocolli, apple dan lemon. Rasanya tentu saja segar dan terlebih lagi sangat menyehatkan. Tapi itu tadi yang saya sebutkan, menu juice disini agak terlalu encer :D

Nah menu yang terakhir ini sangat saya rekomendasikan bagi yang suka coklat, ya menu Cioccolato Lava ini enak banget, cake coklatnya disajikan masih panas dan surprise banget pas kita buka cakenya isi coklatnya meleleh. Yummy banget! Disajikan juga bersama ice cream vanilla dan garnish yg cantik. Saya yakin melihat menu yang satu ini pasti kalian pengen. Harganya 23rb.