Sabtu, 16 Juni 2012

Menu Masakan Rumah ala "Bu Ageng"

Mendengar kata masakan rumah saya yang sudah 6 tahun LDR dengan rumah langsung "excited" banget, rasanya detik itu juga pengen langsung meluncur ke Bu Ageng yang katanya menyediakan menu masakan rumah. Lokasinya berada di Jl. Tirtodipuran no. 13 Mantrijeron Yogyakarta, daerah itu memang banyak sekali tempat makan namun kebanyakan mereka menyediakan menu masakan western. Namun Bu Ageng berani menggebrak dengan menyediakan menu masakan rumah khas Indonesia, kebanyakan sih memang menu makanan jawa. Warung ini buka mulai pukul 10.00-23.00 WIB. Tanpa menunggu lama saya pun merayu pacar untuk makan di Bu Ageng.

Sesampainya di lokasi suasana Jawa langsung terasa, bangunan tampak dari depan seperti Joglo yang berdiri kokoh. Masuk kedalam kita disambut meja dan kursi kayu yang tertata rapi seperti di warung-warung makan  Jawa yang sering saya temukan, uniknya disini disalah satu spot banyak sekali foto dan gambar yang terpajang apik di dinding. Ya memang suami sang pemilik warung ini adalah seorang seniman dan budayawan jadi wajar saja warungnya pun tetep "nyeni". Yang bikin saya kagum lagi disana masih ada sumur yang masih dibiarkan tetap utuh, hanya diberi penutup untuk alasan keamanan, saya jadi teringat dulu di rumah mbah buyut saya kalau mau mencuci masih ngambil air dari sumur.

Pemilik Bu Ageng ini adalah istri seorang budayawan asal Jogja, Butet Kertaradjasa. Menu yang dibuat memang menu yang biasa beliau sajikan ketika keluarganya makan. Sebetulnya Bu Rulyani ini berasal dari Kalimantan, namun semenjak menikah dengan Pak Butet beliau kemudian lama tinggal di Jawa sehingga dari tangannya bisa lahir menu-menu spesial ini. Menu yang beliau buat pun konon katanya perpaduan antara Jawa dan Kalimantan, jadi memang unik dan patut untuk di coba. Pasti pada penasaran kenapa diberi nama Bu Ageng? Konon katanya sih Bu Ageng ini adalah sapaan Bu Rulyani oleh cucu-cucunya, gak nyambung sih tapi mungkin lebih "njawani" kali yaaa (yang ini cuma sok tau, mohon jangan ditimpuk bata).

Menu yang spesial disini adalah nasi campurnya, namanya aja nasi campur ya isinya memang campur-campur mulai dari resep yang campuran Jawa-Kalimantan begitupula bahan-bahannya yang didatangkan dari berbagai daerah dalam negeri. 


Nasi campur ini isinya abon, sambal kutai, sambal goreng kentang kering, telur dadar dadu, paru ketumbar, ikan asin dan lempeng legendar. Menurut sang empunya resep, nasi ini terinspirasi nasi Wardani dari Bali. Rasanya bener-bener enak, sambal goreng kentangnya gurih, paru ketumbarnya apalagi bener-bener pas bumbunya dan bikin ketagihan. Yang paling spesial ya kerupuknya, ini jenis kerupuk legendar yang biasanya saya makan di rumah dan ini akhirnya bisa makan di Jogja. Untuk urusan porsi memang tergolong kecil dan lauknya pun terkesan secuil, but trust me walaupun lauknya dikit justru itu yang bikin enak dan gak cepet bosen. Oh ya variasi lauknya juga bisa pilih kok, saran saya cobain nasi campur dengan lauk baceman kambing, itu juara banget enaknya!

Yang ini saya lupa namanya apa (kebiasaan) semacam ayam dibumbu rica-rica gitu, kata temen saya sih ini pedes cuma pas saya nyobain pedesnya nanggung, tapi enak kuahnya seger dan bikin melek apalagi dimakan malam hari gitu pasti anget dibadan.

Nah, penggemar buah durian harus cobain juga menu yang satu ini. Bubur durian mlekoh yang sepertinya menjadi menu favorit juga disini selain nasi campur. Bubur  durian mlekoh adalah bubur dari roti tawar dicampur daging buah durian yang diolah dengan santan kelapa dan sedikit gula Jawa. Rasanya perpaduan antara gurih manis dan aroma durian tentunya, cuma menurut saya kurang puas juga karena rasa duriannya cuma dikit. Ada porsi besarnya juga lho kalau emang doyanbanget.

Kalau bubur durian mlekoh menurut saya duriannya kurang berasa, cobalah menu yang satu ini Es Kopyor Durian. Yang ini bener-bener buah durian yang mungkin menurut saya jenis durian lokal jadi rasanya juga memang khas dan "ngluget" banget. Isinya ada santan, kopyor, gula jawa dan potongan buah durian. Harganya pun tidak terlalu mahal sekitar 10-20rb saya lupa pastinya.

Menu terakhir yang saya coba adalah es cincau gula jawa ini, cocok sekali diminum pas siang terik :D

2 comments:

nutrisi untuk bangsa mengatakan...

Wah seru sekali, layak dicoba kalau sedang ke jogja. Katanya kuliner khas jogja itu rasanya serba manis ya? Penasaran dengan baceman kambing :)

hennpuspita mengatakan...

Salah satu menu yg wajib di coba.. Sebenernya kiuliner jogja itu sangat kaya rasa, tdk hanya manis.. Manis karena mungkin orang monoton dengan gudeg.. Kuliner pedas juga banyak di jogja..

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar :)