Sabtu, 07 Januari 2012

Kopitiam Oey Jogja

Sebetulnya ini bukan kunjungan pertama saya ke KTO sejak mereka membuka cabangnya yang baru beberapa bulan yang lalu di Jogja. Sebelumnya saya pernah berkunjung ke KTO yang di Solo, ya memang kedua tempat ini punya pemilik yang sama yaitu pak Bondan Winarno. Karena sebelumnya sudah pernah mencicipi menu mereka di gerai kota Solo jadi saya sudah nggak begitu penasaran lagi dengan tempat yang satu ini. Untuk alamat gerai KTO yang di Jogja berada di Jl. Wolter Monginsidi no. 19 Jogja, dekat dengan Takigawa Resto. 

Sebelum-sebelumnya saya sudah sering lewat di Jl. Wolter Monginsidi ini, disini memang bangunan yang berdiri rata-rata memang bangunan tua yang masih tetap berdiri kokoh. Rumah-rumahnya masih kental dengan gaya dan arsitektur Belanda. Mungkin ini menjadi satu alasan mengapa KTO memilih lokasi ini sebagai gerai yang ke-9 dan konon merupakan gerai KTO yang terbesar diantara 12 cabang yang lainnya. Disamping itu sepertinya memang konsep tempat dari KTO ini sendiri adalah tempo dulu atau jadul, hal ini bisa dilihat juga dari cabang yang di Solo. Konsep baik bangunan dan interior memang masih tempo dulu, pun dengan menu dan beberapa tulisan di KTO yang bahasanya masih menggunakan bahasa jadul. Sepertinya ini memang menjadi satu alasan dipilihnya lokasi yang merupakan salah satu rumah Belanda tua.

Konon bangunan jadul yang sudah disulap menjadi gerai KTO ini sudah dibangun sejak tahun 1923. Bangunan ini kini sudah menjadi gerai KTO yang ke-9 dan masih mempertahankan keasliannya agar pengunjung masih dapat menikmati suasana tempo dulu. Beberapa waktu yang lalu bangunan Belanda ini juga mendapatkan penghargaan sebagai Benda Cagar Budaya 2011 yang diberikan oleh pemerintah DIY. Benar-benar bangunan yang penuh dengan sejarah.

Pertama kali saya berkunjung kesini, rasanya sama seperti ketika saya berkunjung ke gerai yang ada di Solo seperti berkunjung ke rumah eyang atau bahkan buyut saya. Pokoknya suasana jadulnya dapet banget lah, mulai dari lantainya yang masih terbuat dari ubin bukan keramik, kemudian jendela-jendela besar yang memang khas bangunan jaman dulu serta kursi meja kayu antik yang membuat kita merasakan seperti dirumah buyut kita (baca: jadul). Buku menunya pun masih sama dengan gerai yang di Solo, namun memang di gerai yang satu ini ada beberapa tambahan menu yang hanya ada di Jogja seperti Bakmi Jawa, Gudeg Manggar Bantul dan Brongkos Beringharjo. Untuk menu yang lainnya mereka menyajikan menu masakan Cina Peranakan, Indocina, Jawa, Italia, Perancis dan Belanda.

Sebenarnya saya lebih tertarik mencoba menu-menu minuman disini karena terdapat berbagai macam varian kopi mulai dari Kopi Tubruk Malioboro, Kopi Item Italia, Kopi Indochina, Kopi Saring Aceh, Kopi Talu Bukittinggi serta aneka minuman lainnya seperti Teh Tarik, Teh Maroko, juga Wedang Uwuh. Tapi yang membuat saya penasaran adalah menu teh bernama Teh Blontank yang rasanya emang maknyus, pahit, sepet dan wanginya dapet lah apalagi menggunakan gula jawa. Untuk menu lainnya saya mencoba Mie Kepiting Pontianak, isinya kayak mie ayam gitu cuma ada potongan kepiting yang dibalut tepung. Tapi kok pas dirasain potongan kepitingnya ini terlalu asin ya? Hehehe. Selain itu saya juga memesan Kroketjes van Holland, isinya 2 potong kroket dengan topping mayonise dan saus sambal. Untuk yang ini bolehlah rasanya, apalagi disajikan saat masih panas. Kenikmatan tersendiri menjajal potongan kroket yang renyah di luar tapi sangat lembut dan creamy tekstur di dalamnya. Harga dari Teh Blontank 15rb, Teh Tarek Semenandjoeng 14rb, Mie Kepiting Pontianak 25rb dan Kroketjes van Holland 18rb. Jangan lupa harga  masih dikenakan pajak sebesar 10%.

Yang unik dari KTO Jogja ini mereka mencatat pesanan pengunjungnya dengan iPad, paperless. Mungkin salah satu misi mereka adalah mengurangi penggunaan kertas untuk "go green". Mungkin sih, walaupun masih menggunakan kertas juga untuk bukti struk tetapi setidaknya mereka sudah mengurangi pemakaian kertas yang artinya mengurangi juga jumlah pohon yang ditebang. Hehehe.

 Kroketjes van Holland

Mie Kepiting Pontianak



Teh Blontank

Teh Tarek Semenanjung


Area Outdoor

Area Indoor








Update!!!

Kemarin saya kembali berkunjung ke Kopitiam Oey dan mendapat kesempatan untuk mencoba beberapa menu mereka. Beberapa menu yang saya coba adalah  Nasi Pindang Koedoes, Singkong Sambal Roa, Loempia Oedang Gunungsari, Milo Dinosaurus, Ijs Tjingtjao Djahe Tjikini dan Ijs Teh Daun Mint. Terimakasih untuk Mas @temukonco yang merekomendasikan beberapa menu ini.

Nasi Pindang Koedoes

Singkong Sambal Roa. Singkong goreng dipadukan dengan sambal roa, makan singkong selagi hangat dan dicocolkan ke sambel roanya. Nyummy!

Loempia Oedang Gunungsari

Ijs Tjingtjao Djahe Tjikini. Cincaunya berbeda dengan yang biasa saya makan, teksturnya yang ini agak "spongy" tapi mungkin ini yang membuat rasa manis dan jahenya masuk ke cincaunya.

Ijs Teh Daun Mint

Milo Dinosaurus

4 comments:

manomal mengatakan...

Lezat

Bimakuru mengatakan...

masalah harga gimana mbak ?
kira2 bersahabat gak untuk ukuran mahasiswa kost2an yaa...? :P

Nunu mengatakan...

Gimana nilai nasi pindangnya? penasaran pengen nyoba :)

hennpuspita mengatakan...

@manomal: halooo.. terimakasih sudah meninggalkan komentar :)

@bimakuru: harga untuk kelas mahasiswa menengah sepertinya mas :))

@Nunu: nasi pindang kudusnya lumayan menghangatkan badan kalau dimakan saat hujan, rasanya tidak terlalu istimewa menurut saya

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar :)